RSS

Learning Revolution (Model Strategi Pembelajaran)




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses internalisasi pengetahuan dalam diri individu. Aktivitas belajar akan berlangsung efektif apabila seseorang yang belajar berada dalam keadaan positif dan bebas dari ketertekanan. Selama ini proses belajar yang berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan yang diselenggarakan cenderung berlangsung dalam suasana yang monoton dan membosankan. Dalam kondisi ini guru hanya menuangkan ilmu pengetahuan kepada siswa yang berlaku pasif. Materi yang diajarkan hanya diceramahkan tanpa ada upaya untuk melibatkan potensi siswa untuk berpikir dan memberi respon terhadap pengetahuan yang diberikan. Kadang–kadang aktivitas belajar disertai dengan ancaman yang membuat siswa cenderung mencari selamat, yang akhirnya siswa akan menghindari proses belajar-mengajar tersebut. Aktivas belajar seperti ini, jelas tidak akan membuat peserta belajar dapat menciptakan pengetahuan secara optimal.
Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut, banyak perubahan mendasar yang perlu dilakukan agar dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi aktual. Perubahan mendasar yang perlu dilakukan mencakup penggunaan strategi dan model pembalajaran yang dapat menjadikan proses belajar bukan lagi sebuah proses yang menakutkan tapi menjadi sebuah proses yang menyenangkan dan dapat membuat seseorang berkreasi dengan pengetahuan yang dipelajarinya.
Untuk itu dengan belajar secara revolution, diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan, karena learning revolution diterapkan dengan “FUN” maka belajar akan efektif dengan menggunakan potensi yang dimilikinya.



B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Learning Revolution?
2.      Bagaimana konsep dari Learning Revolution?
3.      Apa manfaat dari Learning Revolution?
4.      Model dan strategi apa yang digunakan dalam Learning Revolution dan bagaimana penerapannya?

C.      Tujuan Pembahasan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, maka makalah ini kami buat bertujuan agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai Model dan Strategi Pembelajaran Learning Revolution.














BAB II
PEMBAHASAN

A.      Learning Revolution
1.         Pengertian Learning Revolution
Hakekat belajar sendiri adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan latihan. Jadi, tujuan belajar sendiri ialah mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek secara luas. Jika dikaitkan dengan globalisasi, revolusi kecerdasan abad 21 salah satunya adalah Learning Revolution.[1]
Cara belajar yang memungkinkan bisa keluar dari lingkaran kapitalisme adalah belajar secara revolusioner. Yang dimaksud belajar secara revolusioner (Learning Revolution) adalah belajar secara mengasyikkan dan menyenangkan sepanjang hidup manusia tanpa terikat oleh sistem yang meniadakan kebebasan dengan peraturan yang mesti dipenuhi. Dengan kondisi yang serba tidak menentu, serta ketidak pedulian penguasa pada rakyatnya maka perlu kecerdasan untuk mengambil langkah belajar secara revolusioner. Jika tidak, keadaan seperti saat ini takkan bisa menyelamatkan Indonesia dari jurang kemiskinan. Sebagian lain kita menyaksikan kehidupan yang sedemikian susah dan terampas hak-hak hidup untuk kepentingan kapitalisme. Sebagian manusia tunduk pada sistem yang mengeksploitasi kehidupan dasar dan kepribadiannya semata untuk kepentingan material.[2]
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Learning Revolution adalah belajar secara mengasyikkan dan menyenangkan sepanjang hidup manusia tanpa terikat oleh sistem yang membosankan dan tidak bebas.
2.         Konsep Learning Revolution
Belajar secara revolusioner akan efektif apabila anak mengalami pembebasan dalam menuangkan ide dan mengeksplorasi (menerangkan) pikirannya. Belajar secara revolusioner adalah menjungkir-balikkan keyakinan yang telah membelenggu di pikiran manusia tentang belajar yang harus di dalam kelas dan mendengarkan keterangan yang diberikan oleh guru. Belajar revolusioner memberikan ruang kepada setiap anak untuk belajar secara kreatif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.[3]
Dalam Learning Revolution, Guru berperan sebagai fasilitator dan teman berdiskusi secara sepadan tanpa menakutkan bagi anak didik. Seluruh alam menjadi media pembelajaran efektif dengan menjadikan dunia sebagai kelas. Dengan demikian akan mampu menciptakan kreasi baru setiap saat. Modifikasi dari hal-hal yang lama adalah mutlak diperankan oleh anak untuk terus memodifikasi karya-karya baru. Pelajaran tidak berfokus dalam sistem kelas dari 09.00 – 15.00 setiap Senin sampai Sabtu, namun berubah sesuai dengan kemampuan anak yang berbeda-beda. Setiap manusia punya keunikan untuk menentukan kapan dan berapa lama ia belajaar. Bagi usia anak-anak belajar dengan cara bermain sungguh mengasyikkan. Mereka akan kreatif dengan latihan-latihan yang tidak pernah gagal.
Manusia adalah makhluk berfikir dan berimajinasi, ini juga telah disebutkan dalam Al Qur’an. Jadi, setiap manusia pasti berfikir jika ingin berubah karena otak manusia adalah komputer terhebat di dunia.[4] Bisa dengan meningkatkan pendidikan. Dan agar pengajaran bisa efektif, pendidik hendaknya menggunakan hal-hal seperti diskusi kelompok kecil, penelitian, prestasi, debat, latihan pengalaman, lapangan, simulasi, dan studi kasus. Maka akan menghasilkan apa yang kita inginkan, apalagi ditambah dengan otak serta fisik kita yang memiliki potensi yang luar biasa. Sehingga dari semua yang kita punya akan menghasilkan kecerdasan yang bisa diperoleh antara lain dari gerakan, karena gerakan adalah bagian tak terpisahkan dari belajar dan berfikir. Sehingga siswa bisa merespon dari semua yang telah disampaikan dan bisa melahirkan ide-ide baru. Otak manusia memiliki bagian yang berbeda, sehingga manusia bisa berfikir dan melatih otak tersebut agar dapat berfungsi dengan baik.[5]
Penulis Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos membuat keyakinan dalam bahasan Learning Revolution :
a.    Hampir segala hal adalah mungkin dilakukan
b.    Hampir setiap masalah telah terselesaikan, paling tidak sebagian di suatu tempat dunia
c.    Bila masalah belum dipecahkan, kini kita memiliki teknik-teknik sederhana untuk menemukan penyelesaian terbaik
d.   Tidak perlu menjadi Negara kaya, perusahaan raksasa, atau sekolah besar untuk memimpin dunia, sebagai terobosan justru lahir dari sekolah dan perusahaan kecil
e.    Sekarang kita berada di titik balik sejarah. Pada tahun 1990-an Jeannette Vos memungkinkan belajar di supercamp dengan kecepatan belajar antara 5 sampai dengan 20 kali lebih cepat dengan metode sederhana, mudah dipelajari, logis dan handal.[6]
B.       Model dan Strategi Belajar Learning Revolution
1.         Model Pembelajaran Revolusi (Learning Revolution)
Terdapat banyak sekali model pembelajaran Learning Revolution, di antaranya adalah:
a.    Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid (Untuk pertama kalinya, anak-anak mengambil alih posisi menentukan dalam revolusi komunikasi). Bisa diterapkan pada anak berusia delapan sampai sembilan tahun yang belajar bahasa Inggris dengan fasih bisa melalui permainan teka-teki silang berukuran besar, kuis, dan berbagai permainan lain yang menyenangkan.
b.    Bagi kebanyakan orang, belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasanan yang menyenangkan.
c.    Ciptakan lingkungan yang baik, maka anak-anak yang berasal dari keluarga miskin sekalipun akan berkembang dalam proses belajar mandiri.
d.   Saat terbaik untuk mengembangkan kemampuan belajar adalah sebelum masuk sekolah, karena sebagian besar jalur penting di otak dibentuk pada tahun-tahun awal yang penting tersebut.
e.    Orang dapat belajar dengan baik ketika mereka mau belajar, bukan pada usia yang ditentukan orang lain.
f.     Informasi yang kompleks sekalipun dapat diserap dan diingat dengan mudah jika siswa benar-benar terlibat (di dalam proses pembelajaran).
g.    Meskipun anda tertinggal di sekolah, tidak ada kata terlambat untuk mengejarnya, dengan metode belajar terpadu.
h.    Penelitian otak menunjukkan bahwa kecerdasan tikus dapat berkembang di lingkungan yang tepat, dan demikian pula halnya dengan manusia.
i.      Tipe kecerdasan tidak hanya satu, dan setiap orang memiliki gaya belajar yang unik, sama uniknya dengan sidik jari. Sekolah yang efektif harus dapat mengenali dan melayaninya.
j.      Game komputer dapat mengubah berbagai aspek dalam belajar.
k.    Tidak harus menjadi negara besar untuk memimpin dunia, yang paling menentukan adalah pemerintahan yang bervisi ke depan.[7]




2.         Strategi Pembelajaran Revolusi (Learning Revolution)
Di antara strategi pembelajaran revolusi (Learning Revolution) adalah:
a.    Ambilah pelajaran dari olahraga. Karena dalam olahraga, seperti olahragawan mereka mempunyai mimpi, tujuan, rencana, pilihan, dan sikap yang positif. Artinya, keberhasilan bisa diraih bila bergairah, dan memiliki obsesi serta motivasi.
b.    Beranilah bermimpi tentang masa depan.
c.    Tentukan tujuan spesifik dan tetapkan tenggat waktu. Mula-mula tentukan poin apa yang anda ingin pelajari, setelah itu, tentukan tujuannya setelah itu buatlah langkahnya dan tentukan waktunya.
d.   Dapatkan pemandu yang antusias segera. Apapun yang ingin anda pelajari, sesungguhnya banyak orang lain yang telah mempelajarinya.
e.    Mulailah dengan gambaran menyeluruh seperti pada puzzle.
f.     Tanya, Gunakanlah dengan kunci (apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana) bertanyalah pada setiap orang yang anda anggap mampu.
g.    Carilah prinsip utama.
h.    Temukan 3 buku terbaik yang ditulis oleh praktisi andal. Maka ini akan mempermudah anda mendapat apa yang anda inginkan.
i.      Pelajari lagi cara membaca lebih cepat, lebih baik dan lebih mudah. Carilah poin-poin utama serta bacalah yang menggugah minat anda.
j.      Perkuat dengan gambar dan suara
k.    Belajar melalui praktik. Bukan hanya teori, tetapi dipraktekkan.
l.      Gambarlah peta pikiran sebagai ganti catatan linier. Dengan begitu maka memori otak akan meningkat.
m.  Pelajari cara mencapai kondisi waspada yang relaks (relaxed alertness). Maka kita harus mengetahui tentang kondisi yang tepat pada saat itu dengan menggunakan gelombang otak anda.
n.    Lakukan dan lakukan. Belajar dengan mempraktekkan langsung tidak hanya sekedar teori-teori fiktif.
o.    Tinjau ulang dan renungkan. Mempelajari suatu hal dengan meninjau ulang secara teratur poin-poin penting segera setelah menyelesaikannya. Atau dengan cara membaca sekilas dengan menandai dan mencari ide-ide pokoknya.
p.    Gunakan alat bantu sebagai cantolan memori. Dengan mengasosiasikan pengetahuan yang baru dapat diperoleh dengan sesuatu yang sudah diketahui.
q.    Nikmatilah berbagai permainan. Asosiasi orang terhadap kata-kata belajar ditemukan 10 kata konsep. Yaitu : membosankan, ujian, pekerjaan, rumah, buang-buang waktu, hukuman tidak relevan, penahanan, benci dan takut. Pendidikan progresif saat ini menekankan perlunya menghadirkan kembali proses awal belajar yang menyenangkan, bahkan humor itu sendiri adalah cara yang baik untuk belajar jadi kaitkanlah humor dengan belajar.
r.     Ajarilah orang lain, Yakni setiap orang mengajari seorang lain, bahwa setiap orang bisa menjadi guru.
s.     Ikutilah kursus sistem belajar cepat. Pada masalah ini berkonsentrasi pada tip-tip sederhana yang dapat dilakukan sendiri adalah cara yang baik akan tetapi cara terbaik untuk mempelajari seluruh prinsip tersebut yaitu dengan mengikuti kursus sistem belajar cepat dan spesifik, metode-metode sederhana membantu akan membantu mengingat apa saha secara lebih efektif, bahkan tanpa perlu melakukan studi terperinci atas teknik-teknik dalam sistem belajar cepat terpadu.[8]
C.      Manfaat Learning Revolution
1.      Mempermudah, mempercepat belajar dan menguatkan memori otak. Sebagaimana pendapat Tony Bazan yang mengatakan bahwa dari learning revolution ini bisa menggabungkan antara pengetahuan, kepedulian, optimisme dan saran-saran yang praktis. Ia menjadi petunjuk yang baik dalam memahami kemajuan dan konsep-konsep utama yang mempengaruhi pembelajaran.
2.      Dengan belajar dalam keadaan yang “FUN” maka belajar akan efektif serta respon yang diterima sangat baik. Sebagaimana pendapat Ray Mond A. Daley, bahwa metode ini bisa merangsang, menantang dan menggugah pendidik di masa depan. Caranya menampilkan saran-saran praktis begitu inspiratif dan mengasyikkan untuk melakukan sesuatu sekarang.[9]























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan




[1]Imam Azhar, “Learning Revolution”, diakses pada tanggal 9 September 2012, dalam http://jgatraya.blogspot.com/2009/03/learning-revolution.html
[2]Tabrani Rusyan, dkk,  Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remadja Karya Offset, 1989), h. 169.
[3]Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (Bandung: Kaifa, 2001), h. 21.
[4] Agus Efendy, Revolusi Kecerdasan (Bandung : Afabeta, 2005), h. 3.
[5]Jalaluddin Rakhmat, Belajar Cerdas (Bandung : MLC, 2006), h. 150.
[6]Leliana, “Revolusi Terbaru dalam Sejarah”, diakses pada tanggal 10 September 2012, dalam http://dc371.4shared.com/doc/aUUsDQXE/preview.html

[7]Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (Bandung: Kaifa, 2001), h. 25-29.
[8]Ibid., h. 145-150
[9]Jalaluddin Rakhmat, Belajar Cerdas (Bandung : MLC, 2006), h. 5.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Neng Ingin Berbagi. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates