RSS

Filsafat Materialisme dan Evolusionisme




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Awal Materialisme dalam filsafat adalah lahirnya naturalisme, demikian Juhaya S. Pradja menjelaskan. Kata “nature” atau alam yang dipakai dalam filsafat bukan hanya terbatas dalam alam lautan, gunung, dan kehidupan air. Akan tetapi, tercakup di dalamnya astronomi yang mencakup bagian-bagian yang luasdari ruang dan waktu, dari fisika dan kimia serta analisisnya yang bersifat atom dan sub-atom. Dalam perspektif ini kehidupan manusia mungkin tampak sebagai suatu perincian, tetapi kata “alam” tidak merupakan kebalikan dari manusia, karya-karyanya serta kebudayaannya. Alam mencakup semua itu dalam suatu sistem fenomena yang satu serta tidak terbagi-bagi.
Aliran filsafat materialisme memandang bahwa realitas seluruhnya adalah materi belaka. Tokoh aliran ini adalah Ludwigh Freuerbach (1804-1872 M). menurutnya, hanya alamlah yang ada dan manusia merupakan bagian dari alam.
Pengertian evolusi secara harfiah berarti keadaan berkembang atau tumbuh. Teori evolusi adalah hasil daripada falsafah materialis yang dibayangi oleh falsafah materialistik purba dan mula tersebar meluas pada kurun ke-19. Materialisme mencari jawaban semula jadi melalui faktor-faktor material sepenuhnya.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini membahas tentang:
1.      Apakah pengertian materialisme dan evolusionisme?
2.      Bagaimana ciri-ciri materialisme?
3.      Siapakah tokot-tokoh aliran materialisme dan evolusionisme?
C.     Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian materialisme dan evolusionisme,
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri materialisme,
3.      Untuk mengetahui siapa tokoh-tokoh aliran materialisme dan evolusionisme.
BAB II
 PEMBAHASAN

A.     Materialisme
Aliran filsafat materialisme memandang bahwa realitas seluruhnya adalah materi belaka.[1] Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata.[2]
Materialisme modern mengatakan bahwa alam (universe) itu merupakan kesatuan materiil yang tak terbatas, alam termasuk kesatuan material yang tak terbatas, alam termasuk di dalamnya segala materi dan energi (gerak atau tenaga) selalu ada dan akan tetap ada, dan bahwa alam adalah relitas yang keras, dapat disentuh materiil, obyektif yang dapat diketahui oleh manusia.
Dalam dunia sekarang, materialisme dapat mengambil salah satu dari dua bentuk. Pertama, mekanisme atau materialisme mekanik, dan kedua, materialisme dialektik.
1.      Materialisme Mekanik
Menurut materialisme mekanik, akal dan aktivitas-aktivitasnya merupakan bentuk-bentuk behavior (tindak-tanduk mahluk hidup). Oleh karena itu psikologi menjadi suatu penyelidikan tentang behavior, dan akibatnya, otak dan kesadaran dijelaskan sebagai tindakan-tindakan otot, urat saraf atau kelenjar. Proses tersebut kemudian dijelaskan dengan fisika atau kimia.
Bagi seorang pengikut aliran materialisme mekanik, semua perubahan dunia, baik perubahan yang menyangkut atom, atau perubahan yang menyangkut manusia, semuanya bersifat kepastian semata-mata. Materialisme mekanik adalah doktrin yang mengatakan bahwa alam itu diatur oleh hukum-hukum alam yang dapat diruangkan dalam bentuk-bentuk matematika jika data-datanya telah terkumpul. Ia adalah corak metafisik yang memperluas konsep “mesin” dan menekankan sifat mekanik dari segala proses.
2.      Materialisme Dialektika
Materialisme dialektika merupakan ajaran Marx mengenai hal ihwal alam secara umum. Perkembangan sejarah manusia dan masyarakat pun tunduk dan mempunyai watak yang materialisme dialektis. Oleh sebab itu, bila teori ini diterapkan pada gejala masyarakat, timbullah apa yang dinamakan materialisme historis. Materialisme dialektik timbul dari perjuangan sosial yang hebat, yang muncul sebagai akibat dari revolusi industri. Menurut materialisme, di dunia ini, tidak ada sesuatu, selain benda dalam gerak, benda tidak akan dapat bergerak, kecuali dalam ruang dan waktu. Oleh karena itu, materialisme dialektika merupakan buah dari teori gerak dan perkembangan.
Materialisme menurut Marx, memandang bahwa alam semesta menurut sifatnya adalah materiil, atau terdiri adri materi ke materi.  Materi itu abadi, dalam arti tidak diciptakan oleh kekuatan lain. Adapun “kesadaran” bukan saja ditentukan oleh materi, bahkan merupakan produk dari materi yang telah dalam tingkat yang lebih tinggi seperti otak manusia. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila Engels menyatakan bahwa akal merupakan satu-satunya alat pengukur segala sesuatu.
Prinsip aliran materialisme dialektika memandang bahwa alam semesta ini bukan tumpukan yang terdiri dari segala sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah-pisah, tetapi merupakan satu keseluruhan yang bulat dan saling berhubungan.
B.     Ciri-ciri Paham Materialisme
1.      Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi,
2.      Tidak meyakini adanya alam ghaib,
3.      Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu,
4.      Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum,
5.      Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.

C.    Tokoh-Tokoh Materialisme
Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ia merupakan salah satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain Epikuros, filsuf  lain yang juga turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah Demokritos dan Lucretius Carus. Pada Abad 19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Merekalah yang kemudian meneruskan keberadaan materialisme.[3]
Diantara tokoh-tokoh aliran ini yang lain adalah: Anaximenes, Anaximadros, Thomas Hobbes dan Karl Marx.[4]
D.    Evolusionisme
Pengertian evolusi secara harfiah berarti keadaan berkembang atau tumbuh. Teori evolusi adalah hasil daripada falsafah materialis yang dibayangi oleh falsafah materialistik purba dan mula tersebar meluas pada kurun ke-19. Materialisme mencari jawaban semula jadi melalui faktor-faktor material sepenuhnya. Seperti telah disebutkan sebelumnya paham materialisme berusaha menjelaskan alam semesta melalui faktor-faktor materi.
Atas alasan teori material menolak kewujudan Tuhan sebagai pencipta, maka fahaman ini berpegang setiap yang terjadi adalah secara kebetulan dan kemudian tersusun mengikut keadaan. Jelasnya falsafah materalistik bercanggah dengan kriteria asas pemikiran manusia sehingga menghasilkan teori evolusi. Aliran ini dipelopori oleh seorang zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini, yaitu Charles Robert Darwin.
Pada 1801, Lamarck mnjadi ahli alam pertama yang meneukan gagasan evolusi. Gagasan itu muncul setelah mengumpulkan teori-teorinya.Dia membandingkan hewan- hewan di masanya denga fosil-fosil, dan menunjukan adanya spesies-spesies yang telah punah. Evolusionis menyatakan bahwa makhluk hidup membentuk diri mereka sendiri secara mandiri dari benda mati.

E.     Neo-Darwinisme
Neo-Darwinisme adalah satu teori bodoh yang dihasilkan bagi menyokong teori-teori khayalan evolusi ciptaan Darwin. Orang yang bertanggung jawab terhadap neo-darwinisme (neo-darwinis) adalah sekumpulan saintis yang setia dengan Darwin, meskipun teori khayalan Darwin menghadapi krisis yang hebat akibat penemuan undang-undang genetik pada awal suku kurun ke 20.
Melalui teori mereka itu, mereka juga mencoba membuktikan bahwa organisme hidup yang pertama telah terbentuk secara tidak sengaja di bawah keadaan bumi primitif. Tetapi teori ini juga menerima nasib yang malang kesan kegagalan-kegagalan yang menimpa eksperimen mereka.
Kegagalan mereka untuk membuktikan bahwa hidupan terjadi dengan sengaja atau secara kebetulan tidak akan dapat dibuktikan meskipun eksperimen-eksperimen itu dilakukan pada zaman kini dan menggunakan peralatan maksimal yang paling canggih. Justru mereka memperlihatkan kegagalan dan dalam masa yang sama yaitu kebodohan.
Jelasnya selain para saintis mengemukakan pandangan hasil daripada kajian mereka untuk menunjukkan kegagalan teori Darwin, para Ilmuan Islam dengan mudah menyangkal kenyataan Darwin berdasarkan kepada ajaran yang dibawa oleh Islam itu sendiri.
Mustahil sesuatu terjadi dengan tiada pencipta. Malah sesuatu yang terjadi secara sengaja dan kebetulan tidak selalunya berulang-ulang, sedangkan kelahiran manusia, peredaran cakerawala, siang dan malam, pasang surut air laut gerhana dan sebagainya terjadi dengan teratur. Pastinya ada kuasa yang mengatur dan mengawal semuanya. Justru tidaklah menjadi suatu yang ampuh sekiranya teori Darwin masih boleh diterima.  Namun ada baiknya juga. Dengan khayalan Darwin itu telah lahir tokoh-tokoh pengkaji dan para saintis pasca penerimaan Darwinisme. Yang peliknya ada juga di kalangan saintis yang menyokong penuh, malah berusaha untuk memastikan teori itu mampu diyakini masyarakat dunia. Hakikatnya manusia yang celik sains dan terdedah dengan ajaran Islam tidak sesekali menerima ideologi Darwin itu.  Sekurang-kurangnya dengan adanya pengunggul yang menjadi pengkaji -mencari kebenaran di jalan yang salah- dari kalangan penyokong Darwin itu, dunia akan terus dihantui oleh khayalan Darwin yang hanya sesuai di zamannya sedangkan patut dibakulsampahkan pada zaman kemajuan kini. Pemikirannya mendominasi pemikiran filsafat abad ke-18.Pada tahun 1838 bukunya yang berjudul Malthus an Essay on the principle of population memberikan inspirasi bagi Darwin untuk membentuk kerangka berfikir dari teorinya.
Menurut Malthus, manusia akan cenderung meningkat jumlahnya (deret ukur) diatas batas bahan-bahan makanan (deret ukur). Darwin memberikan kesimpulan bahwa untuk mengatasi hal tersebut manusia harus bekerjasama, harus berjuang diantara sesamanya untuk mempertahankan hidupnya. Karena itu hanya hewan yang ulet yang mampu untuk menyesuaikan diri dengan iklim sekitarnya.
Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsepnya tentang perkembangan segala sesuatu termasuk manusia yang diatur oleh hukum-hukum mekanik, yaitu survival of the fittest dan struggle for life. Pada hakikatnya antara binatang dan manusia dan benda apa pun tidak ada bedanya.
F.     Tokoh- tokoh evolusionisme
1.      Charles Robert Darwin
lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 – meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April 1882 pada umur 72 tahun) adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat).
Ia mengembangkan minatnya dalam sejarah alam ketika ia mula-mula belajar ilmu kedokteran, dan kemudian teologi, di universitas. Perjalanan lautnya ke seluruh dunia selama lima tahun di atas kapal HMS Beagle tulisan-tulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang geologis terkemuka dan penulis yang terkenal. Pengamatan biologisnya membawanya kepada kajian tentang transmutasi spesies dan ia mengembangkan teorinya tentang seleksi alam pada 1838. Karena sadar sepenuhnya bahwa orang-orang lain yang mengemukakan gagasan-gagasan yang dianggap sesat seperti itu mengalami hukuman yang hebat, ia hanya menyampaikan penelitiannya ini kepada teman-teman terdekatnya. Namun ia meneruskan penelitiannya dengan menyadari akan munculnya berbagai keberatan terhadap hasilnya. Namun pada 1858 informasi bahwa Alfred Russel Wallace juga menemukan teori serupa mendorongnya melakukan penerbitan bersama tentang teori Darwin.
Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam. Darwin diangkat menjadi Fellow of the Royal Society, melanjutkan penelitiannya, dan menulis serangkaian buku tentang tanaman dan binatang, termasuk manusia, dan yang menonjol adalah The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex dan The Expression of the Emotions in Man and Animals. Bukunya yang terakhir adalah tentang cacing tanah.
Sebagai tanda pengakuan terhadap kehebatan Darwin, ia dikebumikan di Westminster Abbey, bersama dengan William Herschel dan Isaac Newton.
2.      Lammarck
Seorang ahli biologi Perancis, Larmarck turut menyokong teori Darwin. Larmarck menyokong dengan turut mengemukakan khayalannya terhadap jerapah yang berasal dari rusa. Akibat memanjangkan lehernya untuk mencapai dahan-dahan yang lebih tinggi untuk mendapatkan makanan dari generasi ke generasi menjadikan spesis lain bernama jerapah.
Melalui teori tersebut Darwin menyatakan bahawa manusia berkembang dengan asal dari beruk. Ini disebabkan manusia memiliki sifat-sifat yang ada pada beruk dan perbezaan warna kulit manusia turut berbeza kerana proses pertukaran itu masih belum berakhir.
Bagaimanapun Darwin sendiri mengakui akan kesukaran teori evolusi beliau akan mampu menjadi wacana terbaik. Ini dinyatakan sendiri di dalam sebuah karyanya yang berjudul: "The Origin of Species, By Means of Natural Selection":1859, di dalam bab "Difficulties of the Theory." Darwin berharap agara ada penemuan terbaru yang bakal menyokong teorinya; sedangkan penemuan-penemuan tersebut bersifat pelbagai.
Selain mendapat sekongan teori cetusan Darwin turut mendapat tentangan. Seorang ahli fizik Amerika, Lipson membuat komentar terhadap Darwin.
"Ketika membaca The Origin of Speceis, saya mendapati Darwin sendiri tidak yakin dengan apa yang dikatakannya seperti yang sering ditonjolkan: sebuah bab bertajuk "Difficulities of the Theory" sebagai contoh, menunjukkan keraguan yang nyata. Sebagai seorang ahli fisik saya amat heran dengan komentar beliau tentang bagaimana mata diterbitkan."
Darwin dan Larmarck telah melakukan kesilapan yang amat besar apabila hidupan hanya dikaji dengan teknologi yang amat primitif dan amat tidak mencukupi. Sambil itu lapangan sains genetik dan biokimia belum pun wujud. Sedangkan teori mereka bergantung penuh hanya semata-mata kepada khayalan mereka.
Beberapa penemuan seperti ilmu sains genetik, penemuan struktur gen dan kromosom, DNA pada 1950 telah meletakkan teori Darwin pada kedudukan sangat bodoh. Kemajuan-kemajuan hasil penemuan baru sians itu sepatutnya telah menyebabkan teori Darwin dibakulsampahkan daripada sejarah. Bagaimanapun masih ada golongan yang mencoba menyemak semula sekaligus mencoba untuk menjadikan teori Darwin masih diterima. Teori ini menimbulkan tanda tanya apabila dipertahankan adakah untuk kepentingan ideology.[5]




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Aliran filsafat materialisme memandang bahwa realitas seluruhnya adalah materi belaka. Dalam dunia sekarang, materialisme dapat mengambil salah satu dari dua bentuk. Pertama, mekanisme atau materialisme mekanik, dan kedua, materialisme dialektik.
1.      Materialisme Mekanik
Menurut materialisme mekanik, akal dan aktivitas-aktivitasnya merupakan bentuk-bentuk behavior (tindak-tanduk mahluk hidup).
Ia adalah corak metafisik yang memperluas konsep “mesin” dan menekankan sifat mekanik dari segala proses.
2.      Materialisme Dialektika
Menurut materialisme, di dunia ini, tidak ada sesuatu, selain benda dalam gerak, benda tidak akan dapat bergerak, kecuali dalam ruang dan waktu. Oleh karena itu, materialisme dialektika merupakan buah dari teori gerak dan perkembangan.
Ciri-ciri Paham Materialisme: Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi, Tidak meyakini adanya alam ghaib, Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu, Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ia merupakan salah satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain Epikuros, filsuf  lain yang juga turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah Demokritos dan Lucretius Carus. Pada Abad 19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Merekalah yang kemudian meneruskan keberadaan materialisme.
Pengertian evolusi secara harfiah berarti keadaan berkembang atau tumbuh. Teori evolusi adalah hasil daripada falsafah materialis yang dibayangi oleh falsafah materialistik purba dan mula tersebar meluas pada kurun ke-19. Materialisme mencari jawaban semula jadi melalui faktor-faktor material sepenuhnya. Seperti telah disebutkan sebelumnya paham materialisme berusaha menjelaskan alam semesta melalui faktor-faktor materi.
Neo-Darwinisme adalah satu teori bodoh yang dihasilkan bagi menyokong teori-teori khayalan evolusi ciptaan Darwin. Tokoh- tokoh evolusionisme: Charles Robert Darwin, Lammarck.

























DAFTAR PUSTAKA

Atang M.A, Abdul Hakim dan Drs. Beni Ahmad Sebani, M.Si. 2008. Filsafat Umum dari Metodologi sampai Teofilosof. Penerbit: Pustaka Setia. Bandung.
Bagus, Lorens. 2000. Kamus Filsafat. Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Maksum, Ali. 2008. Pengantar Filsafat. Penerbit: Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Weij, Van Der. 1988. Filsuf-filsuf Besar Tentang Manusia. Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Achmadi, Asmoro. 1997. Filsafat Umum. Penerbit: PT. Gramedia. Jakarta.


[1] Atang M.A, Abdul Hakim dan Drs. Beni Ahmad Sebani, M.Si., Filsafat Umum dari Metodologi sampai Teofilosof (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 361
[2] Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000), h. 593-600
[3]Van Der Weij, Filsuf-filsuf Besar Tentang Manusia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1988), h. 108-110
[4] Ali Maksum, Pengantar Filsafat (Yogyakarta:  Ar-Ruzz Media, 2008)
[5] Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta: PT. Gramedia, 1997)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Neng Ingin Berbagi. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates