RSS

Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sebagai suatu sistem, program layanan bimbingan dan prnyuluhan tentunya meliputi beberapa hal di antaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Dalam hal ini ketiga hal tersebut senantiasa saling berkaitan dan berkesinambungan.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa suatu hasil senantiasa dipengaruhi oleh perencanaan, begitu pun pelaksanaan juga memiliki peran yang sangat dominan. Selain itu, kedua hal tersebut akan terlihat manakala proses evaluasi dilakukan dan dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, evaluasi dari pelaksanaan program layanan bimbingan dan penyuluhan ini hendaknya dipersiapkan dengan seksama.
Ketiadaan evaluasi pada program bimbingan dan penyuluhan membuat akuntabilitas program bimbingan dan penyuluhan menjadi rendah, baik di mata kepala sekolah, guru, dan bahkan siswa.
Masalah evaluasi program BP merupakan masalah besar karena banyak dialami oleh praktisi bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Kondisi ini dapat dipahami karena evaluasi program BP dapat dikatakan sebagai cabang ilmu yang relatif baru dalam bimbingan dan penyuluhan. Paparan tersebut menunjukkan bahwa begitu pentingnya peranan evaluasi pada pelaksanaan layanan bimbingan dan penyuluhan.
B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian evaluasi program BP?
2.    Apa tujuan, ruang lingkup dan prinsip-prinsip program BP?
3.    Hambatan-hambatan apa yang terjadi dalam evaluasi program BP?
4.    Apa saja metode pendekatan yang digunakan dalam evaluasi program BP?
5.    Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan evaluasi program BP?


C.      Tujuan Pembahasan
1.    Untuk mengetahui pengertian evaluasi program BP?
2.    Untuk mengetahui tujuan, ruang lingkup dan prinsip-prinsip program BP?
3.    Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam evaluasi program BP?
4.    Untuk mengetahui macam-macam metode pendekatan yang digunakan dalam evaluasi program BP
5.    Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan kegiatan evaluasi program BP?























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Evaluasi Program BP
1.    Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam bahasa arab al-taqdir dan dalaam bahasa indonesia berati penilaian. Evaluasi dapat dimaknai sebagai suatu proses mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi yang didapat melalui pengukuran atau tes untuk memberikan beberapa mekna berdaarkan pertimbangan nilai.
Berdasarkan definisi tersebut, maka jelaslah bahwa evaluasi memiliki beberapa karakteristik. Pertama, evaluasi adalah proses dimana di dalamnya terdapat proses pengumpulan informasi. Informasi ini dapat berupa informasi yang bersifat kuantitatif dan bersifat kualitatif yang didapat melalui proses pengukuran. Kedua, dalam evaluasi terdapat proses analisis dan interpretasi informasi, artinya di dalam informasi terdapat proses membandingkan fakta dengan patokan tertentu. Dan ketiga, inilah karakteristik yang membedakannya dengan penilaian adalah bahwa evaluasi merupakan proses yang menjadi dasar penentuan suatu pengambilan keputusan. Artinya hasil dari evaluasi harus dapat memberikan rekomendasi berkenaan dengan keputusan suatu program, apakah program tersebut dilanjutkan, dihentikan, atau dilanjutkan akan tetapi dengan beberapa revisi.[1]
2.    Pengertian Evaluasi Program BP
Evaluasi program bimbingan dan penyuluhan (BP) dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam berbagai program bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan melalui pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis data yang akan dijadikan dasar untuk membuat keputusan.[2]
Evaluasi program bimbingan dan penyuluhan dimaksudkan sebagai upaya atau proses menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah atau madarsah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.[3]
B.       Tujuan Evaluasi Program BP
Evaluasi program BP di sekolah/madrasah berupaya untuk menelaah pelayanan program BP yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangakan dan memperbaiki program BP di sekolah/madrasah yang bersangkutan. Dengan demikian, penilaian layanan BP di adalah bertujuan: (1) mengembangtumbuhkan kueikulum sekolah ke arah kesesuaian dan kebutuhan siswa, (2) membantu guru-guru memperbaiki cara mengajar di kelas, (3) memungkinkan program BP berfungsi lebih efektif.[4]
Pada hakikatnya evaluasi program BP mempunyai dua tujuan pokok. Pertama, evaluasi program BP bertujuan untuk memperbaiki praktek penyelenggaraan program BP itu sendiri. Dan kedua, evaluasi program BP merupakan alat untuk meningkatkan akuntabilitas program BP di mata stakeholder, seperti guru, kepala sekolah, orang tua, dan terutama siswa.[5]
C.      Ruang Lingkup Evaluasi Program BP
Lingkup evaluasi program BP mencakup empat komponen, yaitu: (1) komponen peserta didik (input), (2) komponen program, (3) komponen proses pelaksanaan BP, dan (4) komponen hasil pelaksanaan BP (output).[6]
1.    Evaluasi peserta didik (input)
Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program BP, maka pemahaman terhadap peserta didik menjadi penting dan perlu. Pemahaman terhadap peserta didik ini dapat dipakai untuk mempertimbangkan hasil pelaksanaan program bimbingan bila dibandingkan dengan produk yang dicapai. Evaluasi jenis ini, dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat peserta didik diterima di sekolah bersangkutan. Adapun jenis data yang dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa: (a) kemampuan, (b) bakat, (3) minat, (4) kepribadian, (5) prestasi belajar, dan lain-lain.[7]
2.    Evaluasi program
Jenis evaluasi program ini dilakukan demi peningkatan mutu program bimbingan dan penyuluhan. Penyusunan program bimbingan dan penyuluhan dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan, yaitu:
a.    Layanan kepada peserta didik
b.   Layanan kepada guru
c.    Layanan kepada kepala sekolah
d.   Layanan kepada orang tua siswa
Kegiatan operasional dari masing-masing layanan hendaknya disusun dalam suatu sistematika tertentu.[8]
3.    Evaluasi proses
Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program pelayanan BP, dituntut proses pelaksanaan BP yang mengarah pada tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan program BP banyak faktor yang perlu dievaluasi, faktor-faktor tersebut diantaranya meliputi:
a.    Organisasi dan administrasi program BP
b.   Petugas pelaksana atau personil
c.    Fasilitas dan perlengkapan
-       Fasilitas teknik: seperti tes, inventori, angket, dan sebagainya.
-       Fasilitas fisik: seperti ruang penyuluh, ruang penyuluhan, ruang tunggu, ruang pertemuan, ruang administrasi, ruang penyimpanan instrumen, dan runag penyimpanan data.
-       Perlengkapan, seperti: meja, kursi, dan lain-lain.
d.   Anggaran biaya
Anggaran biaya yang perlu dipersiapkan adalah untuk: honorarium pelaksana, pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dan perlengkapan, biaya operasional).[9]
4.    Evaluasi hasil (product/output)
Jenis evaluasi ini diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh seseorang yang telah berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan BP dan juga melalui peninjauan terhadap kegiatan itu sendiri dalam berbagai aspeknya.
Untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan program BP, dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari pelaksanan tersebut. Dan untuk memperoleh gambaran tentang hasil dari pelaksanaan program BP tersebut, maka harus dilihat dari diri siswa yang memperoleh layanan bimbingan itu sendiri. Penilaian terhadap hasil lebih menekankan pada pengumpulan data atau informasi mengenai keberhasilan dan pengaruh kegiatan layanan BP yang telah diberikan. Dengan kata lain, evaluasi terhadap hasil ditujukan kepada pencapaian tujuan program BP, baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.[10]
D.      Prinsip-prinsip Evaluasi Program BP
Dalam menjaga tujuannya untuk melakukan perbaikan, maka ketika evaluasi dilakukan, evaluator harus mengacu pada prinsip-prinsip dasar evaluasi program BP. Menurut Gibson dan Mitchell (1981), Depdikbud (1993) mengemukakan beberapa prinsip yang semestinya digunakan dalam penyelanggaraan evaluasi program BP, prinsip-prinsip tersebut adalah:[11]
1.    Evaluasi yang efektif menuntut pengenalan terhadap tujuan-tujuan program.
2.    Evaluasi yang efektif memerlukan kriteria pengukuran yang valid dan jelas.
3.    Evaluasi melibatkan berbagai unsur yang profesional.
4.    Menuntut umpan baik (feed back) dan tindak lanjut (follow up) sehingga hasilnya dapat digunakan untuk membuat kebijakan atau keputusan. Adapun keeputusan dapat menyangkut:
-       Personalia yang terlibat dan kemampuannya kurang dapat digantikan atau dengan penambahan tenaga.
-       Jenis kegiatan dan pelaksanaannya disusun berdasarkan prioritas kegiatan dan subjek yang ditangani.
-       Pembiayaan, waktu dan fasilitas lainnya harus dipertimbangkan.
5.    Evaluasi yang efektif hendaknya terencana dan berkesinambungan.
E.       Hambatan-hambatan dalam Evaluasi Program Bimbingan BP
Ada beberapa hambatan yang masih dirasakan sampai saat ini dalam pelaksanaan evaluasi program BP, diantaranya adalah:[12]
1.    Pelaksana bimbingan di sekolah tidak mempunyai waktu yang cukup memadai untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan program BK.
2.    Pelaksana bimbingan dan konseling memiliki latar belakang pendidikan yang bervariasi baik ditinjau dari segi jenjang maupun programnya, sehingga kemampuannya pun dalam mengevaluasi pelaksanaan program BK sangat bervariasi termasuk dalam menyusun, membakukan dan mengembangkan instrumen evaluasi.
3.    Belum tersedianya alat-alat atau instrument evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah yang valis, reliable, dan objektif.
4.    Belum diselenggarakannya penataran, pendidikan, atau pelatihan khusus yang berkaitan tentang evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling pada umumnya, penyusunan dan pengembangan instrumen evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
5.    Penyelenggaraan evaluasi membutuhkan banyak waktu dan uang. Tidak dapat diragukan lagi untuk memulai mengadakan evaluasi tampaknya memerlukan baya yang cukup mahal dan perlu biaya yang banyak.
6.    Belum adanya guru inti atau instruktur BK yg ahli dlm bidang evaluasi pelaksanaan peogram BK di sekolah. Sampai saat ini kebanyakan yg terlibat dalam bidang ini adalah dari perguruan tinggi yang sudah tentu konsep dan kerangka kerjanya tidak berorientasi kepada kepentingan sekolah.
7.    Perumusan kriteria keberhasilan evaluasi pelaksanaan bimbingan dan yang tegas dan baku belum ada sampai saat ini.
F.       Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Program BP
Berikut ini adalah beberapa prosedur yang digunakan dalam evaluasi program BP:[13]
1.    Fase Persiapan
Pada fase persiapan ini terdiri dari kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi. Dalam kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi ini langkah-langkah yg dilalui adalah:
a.     Langkah pertama penetapan aspek-aspek yang dievaluasi baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil, meliputi:
1)    Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
2)    Keterlaksanaan program,hambatan yang dijumpai,
3)    Dampak terhadap KBM,
4)    Respon konseli, sekolah, orang tua, masyarakat
5)    Perubahan kemajuan dilihat dari capaian tujuan layanan, capaian tugas perkembangan dan hasil relajar, keberhasilan lulusan.
b.    Langkah-langkah kedua penetapan kriteria keberhasilan evaluasi.
Misalnya, bila proses aspek kegiatan yang akan dievaluasi maka kriteria yang dapat dievaluasi ditinjau dari: lingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah.
c.     Langkah ketiga penetapan alat-alat/ instrument evaluasi
Misalnya aspek proses kegiatn yang hendak dievaluasi dengan kriteria bagian b di atas, maka instrument yang harus digunakan ialah: ceklis, observasi kegiatan, tes situsasi, wawancara, dan angket
d.    Langkah keempat penetapan prosedur evalusi
Seperti contoh pada butir b dan c di atas, maka prosedur evaluasinya mlalui: penelaahan, kegiatan, penelaahan hasil kerja, konfrensi kasus, dan lokakarya
e.      Langkah kelima penetapan tim penilaian atau evaluator
Berkaitan dengan contoh diatas, maka yang harus menjadi evaluator dalam penilaian proses kegiatan ialah: ketua bimbingan dan konseling, kepala sekolah, tim bimbingan dan konseling, dan konselor.
2.    Fase persiapan alat / instrument evaluasi
Dalam fase kedua ini dilakukan kegiatan diantaranya:
a.    Memilih alat-alat/instumen evaluasi yang ada atau menyusun dan mengembangkan alat-alat evaluasi yang diperlukan.
b.   Pengadaan alat-alat instrument evaluasi yang akan digunakan
Perangkat alat/instrumen evaluasi yang dibutuhkan dalam evaluasi program BP ialah tes dan non-tes. Alat-alat tes seperti: tes prestasi belajar, tes untuk mengungkap aspek-aspek psikologis (misalnya tes intelegensi, tes bakat skolastik, tes bakat khusus, inventori minat, dsb). Sedangkan alat/instrumen non-tes seperti: daftar cek masalah, kuisioner, skala penilaian, dsb.
3.    Fase pelaksanaan kegiatan evaluasi
Dalam fase pelaksanaan evaluasi ini, evaluator melalui kegiatan, yaitu:
a.    Persiapan pelaksanaan kegiatan evaluasi;
b.    Melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
4.    Fase menganalisis hasil evaluasi
Dalam fase analisis hasil evaluAsi dan pengolahan data hasil evaluasi ini dilakukan mengacu kepada jenis datanya. Data-data itu, diantarnya:
a.    Tabulasi data;
b.   Analisis hasil pengumpulan data melalui statistik atau non-statistik
5.    Fase penafsiran atau interprestasi dan pelaporan hasil evaluasi
Pada fase ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil analisis data dengan kriteria penilaian keberhasilan & kemudian diinterprestasikan dng memakai kode-kode tertentu, untuk kemudian dilaporkan serta digunakan dalam rangka perbaikan dan atau pengembangan program layanan bimbingan konseling.
G.      Metode Pendekatan dalam Evaluasi Program BP
Ada beberapa metode yangg digunakan dalam melaksanakan evaluasi program BP, diantaranya:
1.    Metode survei
Metode survei dimaksudkan guna mendapatkan data tentang lingkungan, pengelolaan, sikap dan pandangan personel sekolah/madrasah lainnya, serta sikap dan pandangan siswa terhadap program BP.
Jadi, metode survei ini merupakan usaha untuk mengenali keadaan sesungguhnya secara menyeluruh sebagaimana adanya. Hal tersebut sanagt berguna untuk menentukan kegiatan selanjutnya dalam rangka memperbaiki hal-hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, melengkapi kebutuhan yang belum terpenuhi, dan memperbaiki hubungan antara unsur-unsur yang mendukung kehidupan sekolah/madrasah tersebut.[14]
2.    Metode observasi
Sebelum melaksanakan observasi dibutuhkan suatu rencana yang terinci, yang mencakup perilaku-perilaku siswa yang akan diamati, kapa akan diamati, oleh siapa akan diamati, dengan cara bagaimana, dan akan diberi interpretasi evaluatif menurut apa. Jadi, sebelum observasi dilakukan, observer perlu membuat pedoman atau kriteria terlebih dahulu agar data yang diperoleh lebih terarah dan tepat. Unsur subjektifitas dapat dikurangi dengan cara melibatkan banyak orang.
Dengan demikian, perencanaan yang rinci, pembuatan pedoman atau kriteria, dan keterlibatan lebih dari satu orang dalam observasi akan diperoleh data yang lebih terarah, tepat dan objektif.[15]
3.    Metode eksperimental
Metode eksperimental dimaksudkan untuk mempelajari apakah tujuan layanan BP yang diharapkan itu sudah tercapai atau belum, dan apakah layanan itu efektif dan efisien, atau tidak.
Studi eksperimental perlu menggunakan metode ilmiah yang mencakup suatu penetapan sebelumnya yaitu:
a.    Menentukan tujuan dan metode pencapaian tujuan.
b.   Pengembanagan cara untuk mengukur pencapaian tujuan.
c.    Seleksi satu atau beberapa kelompok kontrol dan eksperimen.
d.   Proses untuk mengadakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
e.    Pengukuran hasil-hasil eksperimen.[16]
4.    Metode studi kasus
Metode studi kasus digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seorang siswa yang dijadikan objek studi kasus. Sebelum melakukan studi kasus perlu ditetapkan hal-hal yang dianggap penting tentang diri seorang siswa (klien) yang berkaitan dengan usaha layanannya.
Metode studi kasus cukup banyak memakan waktu, akan tetapi metode ini banyak manfaatnya bagi konselor dalam mengevaluasi efisiensi dan efektifitas kegiatan-kegiatan BP yang dilaksanakannya.[17]
H.      Kriteria Keberhasilan Program BP
Beberapa kriteria keberhasilan yang dapat dijadikan landasan suatu penilaian, dapat kita lihat dari hasil yang ingin diperoleh dari tujuan pelayanan bimbingan. Berikut ini akan dikemukakan kriteria keberhasilan dalam pelayanan bimbingan, menurut Koestoer Partowisastro (1982), bahwa:[18]
1.    Kriteria keberhasilan pelayanan kepada murid :
a.    Menerima diri sendiri, baik mengenai kekuatan-kekuatannya maupun kelemahan-kelemahannya, sehingga dapat membuat rencana untuk menentukan cita-cita dan membuat keputusan-keputusannya yang realitas.
b.    Memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai dunia sekitarnya, sehingga dapat memperoleh tingkat social yang selaras dalam pergaulan dan kehidupan di masyarakat.
c.    Dapat memahami dan memecahkan masalahnya sendiri.
d.   Dapat memilih secara tepat dan menyelesaikan program studi dan berhasil sesuai dengan tingkat kemampuannya.
e.    Dapat memilih pendidikan lanjutan secara tepat sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
f.     Dapat memilih rencana dan lapangan kerja / jabatan yang tepat sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
g.    Memperoleh bantuan khusus dalam mengatasi kesulitan belajar, sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan kepribadiannya secara menyeluruh.
h.    Memperoleh bantuan dan pelayanan dari orang-orang atau badan-badan lain diluar sekolah, untuk memecahkan masalahnya yang tidak mampu dipecahkannya dengan pelayanan langsung dari sekolah.
2.    Kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan kepada guru :
a.    Guru berpartisipasi dan membantu pelaksanaan program bimbingan disekolah.
b.    Guru menggunakan fasilitas yang disediakan oleh staf BK.
c.    Guru turut aktif mengkomunikasikan program BK kepada murid.
d.   Ada keseragaman sikap dan tindakan terhadap murid diantara guru-guru dan staf BK.
e.    Guru memberikan informasi tentang murid kepada staf BK.
f.     Guru membicarakan murid-murid yang memiliki kesulitan dengan konselor.
g.    Guru memperlakukan murid sesuai dengan keadaan dan kemampuan murid.
h.    Tersedia alat pengumpulan data yang baik buatan guru sendiri.
i.      Guru menggunakan alat-alat pengmpulan data secara tepat.
j.      Guru mengumpulkan dan menyusun data dengan baik.
k.    Tercipta suasana belajar mengajar yang baik didalam kelas.
l.      Adanya penempatan dan penugasan kepada murid oleh guru, sesuai dengan keadaan dan kemampuan murid masing-masing.
m.  Guru mengatasi kesulitan dalam menghadapi murid tanpa kerugian sampingan, baik pada murid ataupun pada guru.
n.    Guru mengarahkan penggarapan murid yang mengalami kesulitan yang tidak dapat ditangani oleh guru sendiri.
o.    Guru mempergunakan alat pengumpulan data sesuai dengan keadaan dan kemampuannya sendiri.
p.    Guru mempergunakan cara-cara untuk membantu murid sesuai dengan keadaan dan kemampuan guru.










BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Evaluasi adalah Proses menentukan atau mempertimbangkan nilai atau jumlah sesuatu melaluipenilaian yang dilakukan dengan seksama. Evaluasi program bimbingan dan penyuluhan (BP) dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam berbagai program bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan melalui pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis data yang akan dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Tujun dari dilakukannya evalusi pelaksanaan program layanan bimbingan dan penyuluhan adalah untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian program layanan bimingan tersebut. Lingkup evaluasi program BP mencakup empat komponen, yaitu: (1) komponen peserta didik (input), (2) komponen program, (3) komponen proses pelaksanaan BP, dan (4) komponen hasil pelaksanaan BP (output).
Prosedurnya meliputi fase persiapan, fase persiapan alat/instrument evaluasi, fase pelaksanaan kegiatan evaluasi, fase menganalisis hasil evaluasi, fase penafsiran atau interprestasi dan pelaporan hasil evaluasi.




[1]Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling (Jakarta: PT Indeks, 2011), h.12-13.
[2]Ibid., h. 17.
[3]Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), h. 103.
[4]Ibid.
[5]Aip Badrujaman, Teori, h. 19.
[6]Dewa Ketut Sukardi, Proses, h. 104.
[7][7]Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), h. 187.
[8]Ibid.
[9]Dewa Ketut Sukardi, Proses, h. 106.
[10]Dewa Ketut Sukardi, Pengantar, h. 189-190.
[11]Ibid., h. 191-192.
[12]I Jumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu, 1990), h. 157-158.
[13]I Jumhur, Bimbingan, h. 164-166.
[14]Dewa Ketut Sukardi, Proses, h. 109.
[15]Dewa Ketut Sukardi, Pengantar, h. 196.
[16]Ibid.
[17]Ibid., h. 197.
[18]Ahmad Juntika, dkk., Manajemen Bimbingan dan Konseling (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 121-123.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Neng Ingin Berbagi. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates