BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam proses
belajar mengajar, kehadiran alat/media mempunyai arti yang cukup penting.
Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Namun, meskipun begitu
pentingnya alat/media bagi tercapainya tujuan pendidikan, masih banyak dijumpai
lembaga-lembaga pendidikan yang kurang mementingkan suatu alat/media tersebut.
Terbukti banyak
ditemukan kasus pendidik yang tidak mempergunakan media sesuai dengan bahan
yang diajarkan contoh dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, peserta didik
mengalami banyak kesulitan dalam menyerap dan memahami pelajaran yang
disampaikan, pendidik kesulitan menyampaikan bahan pelajaran, banyak peserta
didik yang merasa bosan terhadap pelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini
dapat diidentifikasikan sebagai masalah kurangnya pemahaman pendidik dalam
pengaplikasian media dalam pembelajaran tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja macam-macam media
dalam pembelajaran PAI?
2.
Apa saja prinsip penggunaan
media dalam pembelajaran PAI?
3.
Bagaimana aplikasi media
dalam pembelajaran PAI?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk mengetahui
macam-macam media dalam pembelajaran PAI?
2.
Untuk mengetahui
prinsip-prinsip penggunaan media dalam pembelajaran PAI?
3.
Untuk mengetahui bagaimana
aplikasi media dalam pembelajaran PAI?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Media dalam
Pembelajaran PAI
Proses pembelajaran
adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai
media utama penyampaian materi pembelajaran. Dalam kondisi semacam ini, proses
pembelajaran sangat tergantung kepada guru sebagai sumber belajar.
Namun demikian,
pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan oleh guru secara
langsung. Untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk hidup di dasar laut,
tidak mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau
membelah dada manusia hanya untuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia.
Akan tetapi guru dapat menggunakan berbagai macam alat bantu dalam menyampaikan
pengejaran. Alat bantu belajar inilah yang dimaksud dengan media atau alat
peraga pembelajaran.[1]
Terkait dengan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka media yang digunakan juga
bermacam-macam. Usaha Nabi dalam menanamkan aqidah agama yang dibawanya dapat
diterima dengan mudah oleh umatnya tidak lain dengan menggunakan media yang
tepat berupa media contoh/teladan perbuatan-perbuatan baik Nabi sendiri (Uswatun
Khasanah). Istilah “Uswatun Khasanah” dalam dunia pendidikan dapat
diidentifikasikan dengan istilah “demonstrasi” yaitu memberikan contoh
dan menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan sesuatu. Media ini selalu
digunakan Nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya, misalnya
dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain.
Selanjutnya,
melalui suri tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka guru
agama akan dapat menumbuh-kembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap
anak didik.
Oleh sebab itu,
media Pendidikan Agama Islam dapat diartikan semua aktifitas yang ada
hubungannya dengan materi pendidikan agama Islam, baik yang berupa alat yang dapat
diperagakan maupun teknik/metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru
agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan
ajaran Islam.[2]
B.
Macam-macam Media dalam
Pembelajaran PAI
Media pembelajaran
pendidikan agama Islam merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber
atau penyalurnya yaitu pendidik, kepada sasaran atau penerima pesan, yakni
peserta didik yang belajar pendidikan agama Islam.[3]
Tujuan penggunaan media pembelajaran pendidikan agama Islam tersebut adalah
supaya proses pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berlangsung dengan
baik. Dari jenisnya, media pembelajaran pendidikan agama Islam dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni media yang bersifat materi (benda)
dan media yang bersifat non materi (bukan benda).
1.
Media yang Bersifat
Materi
Media
pembelajaran yang bersifat materi ialah media yang berupa benda mati yang dapat
mendukung proses kegiatan belajar-mengajar yang disebut juga dengan media peraga, seperti ruang kelas, perlengkapan
belajar, dan lain sebagainya. Media ini mempunyai cakupan yang sangat luas, di antaranya adalah:
a.
Media Audio
Media audio ialah
media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau
piringan suara) yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga
terjadi proses belajar. Media audio berkaitan dengan indra pendengar, dimana
pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (
kedalam kata-kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal.
Hubungan media
audio ini dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam sangat erat. Dari
sisi kognitif media audio ini dapat dipergunakan untuk mengajarkan berbagai
aturan dan prinsip. Dari segi afektif media audio ini dapat menciptakan suasana
pembelajaran dan segi psikomotor, media audio ini untuk mengajarkan media
ketrampilan verbal. Sebagai media yang bersifat auditif, maka media ini
berhubungan erat dengan radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, atau
mungkin laboratorium bahasa.[4]
Beberapa kelebihan
yang dapat diambil dengan menggunakan media ini diantaranya:
1)
Dengan menggunakan alat
perekam, program audio dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan
pendengar/pemakai.
2)
Media audio dapat melatih
siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang abstrak.
3)
Media audio dapat
merangsnag partisipasi aktif para pendengar. Misalnya sambil mendengar siaran,
siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang terhadap pencapaian
tujuan.
4)
Program audio dapat
menggugah rasa ingin tahu siswa tentang sesuatu, sehingga dapat merangsang
kreatifitas.
5)
Media audio dapat
menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap para pendengar yang sulit
dicapai dengan media lain.
Disamping beberapa
kelebihan, media ini juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
1)
Sifat komunikasi satu arah
(one way communication). Dengan demikian, sulit bagi pendengar untuk
mendiskusikan hal-hal yang sulit dipahami.
2)
Media audio yang lebih
banyak menggunakan suara atau bahasa verbal, hanya mungkin dapat dipahami oleh
pendengar yang mempunyai tingkat penguasaan kata dan bahasa yang baik.
3)
Media audio hanya akan
mampu melayani secara baik untuk mereka yang sudah mampu berpikir abstrak.
4)
Penyajian materi melalui
media audio dapat menimbulkan verbalisme bagi pendengar.
5)
Media audio yang
menggunakan program siaran radio, biasanya dilaksanakan serempak dan terpusat,
sehingga sulit untuk melakukan pengontrolan.[5]
b.
Media Cetak
Dalam proses
pembelajaran, media cetak merupakan media yang paling banyak dan paling sering
digunakan. Media ini berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima
pesan (dari guru kepada siswa). Secara sederhana, media cetak dapat diartikan
sebagai media yang mengandung pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan,
huruf-huruf, gambar-gambar, dan simbol-simbol yang mengandung arti.
Hubungan media
cetak ini untuk tujuan kognitif dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi
yang bersifat nyata. Untuk tujuan afektif media cetak ini dapat menunjang suatu
materi dalam hubungannya dengan perubahan sikap dan tingkah laku. Untuk tujuan
psikomotor media cetak ini dapat menunjukkan posisi sesuatu yang sedang terjadi
dan mengajarkan berbagai langkah dan prinsip dalam proses pembelajaran.[6]
Macam-macam media cetak diantaranya: gambar/foto, diagram, bagan, poster,
grafik, buku.
1)
Gambar/foto
Gambar atau foto
merupakan salah satu media cetak paling umum digunakan dalam proses
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena gambar atau foto memiliki beberapa
kelebihan, yakni sifatnya konkret, lebih realistis dibandingkan dengan media
verbal; dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja; murah harganya
dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam menyampaikannya. Namun demikian, di
samping kelebihan, gambar dan foto memiliki kelemahan di antaranya yakni hanya
menekankan persepsi indera mata dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok
besar.
2)
Diagram
Diagram adalah
gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol untuk
menunjukkan hubungan antara komponen atau menggambarkan suatu proses tertentu.
Dengan menggunakan diagram pesan yang bersifat kompleks akan lebih sederhana,
sehingga pesan dapat lebih mudah ditangkap dan dipahami.
3)
Bagan
Bagan atau sering
disebut chart adalah media cetak yang didesain untuk menyajikan
ringkasan visual secara jelas dari suatu proses yang penting. Agar pesan yang
disampaikan melalui bagan dapat dimengerti dan mudah dipahami, maka biasanya
dalam bagan disertai dengan media lainnya, seperti gambar, foto, atau
lambang-lambang verbal lainnya. suatu bagan dianggap baik jika berbentuk
sederhana, tidak rumit dan berbelit-belit.
4)
Poster
Poster adalah media
yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi, saran, atau ide tertentu,
sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi
pesan tersebut. Misalnya poster tentang keluarga berencana, poster tentang
kebersihan, dan lain sebaiknya. Suatu poster yang baik harus mudah diingat,
mudah dibaca, dan mudah untuk ditempelkan dimana saja.
5)
Grafik
Grafik adalah media
cetak yang berupa garis atau gambar yang dapat memberikan informasi mengenai
keadaan atau berkembangan sesuatu berdasarkan data secara kuantitatif. Melalui
grafik, siswa dapat menangkap gambaran secara lebih mudah tentang data-data
statistik.[7]
c.
Media Elektronik
Media ini
diciptakan untuk menyampaikan informasi pendidikan yang dapat dimanfaatkan
secara umum, baik di kalangan pendidikan maupun masyarakat secara luas.
Beberapa media elektronik yang di maksud antara lain:
1)
Slide dan film strip
Merupakan gambar
yang diproyeksikan dan dapat dilihat, serta dapat dioprasikan secara mudah.
Media ini berfungsi untuk memeudahkan penyajian seperangkat materi tertentu,
membangkitkan minat anak dan menjangkau semua bidang pelajaran , termasuk
pendidikan agama Islam.
2)
Film
Media ini mempunyai
nilai tertentu, seperti dapat melengkapi berbagai pengalaman yang dimiliki
peserta didik, dapat memancing inspirasi baru, menarik perhatian, serta dapat
memperlihatkan perlakuan objek yang sebenarnya.
3)
Televisi
Penggunaan media
ini dapat dilakukan dengan alternatif dari melihat siaran televisi. Dengan
menggunakan media ini materi pembelajaran yang diberikan dapat bersifat
langsung dan nyata, jangkauannya luas, dan memungkinkan penyajian aneka ragam
peristiwa.
4)
Radio
Radio selain
sebagai media audio juga merupakan media elektronik. Melalui media ini peserta
didik dapat mendengarkan siaran dari berbagai penjuru dan berbagai peristiwa.
Media ini dapat memberikan berbagai berita yang sesuai dengan pembelajaran,
menarik minat, jangkauannya luas, dapat mendorong timbulnya kreatifitas dan
mempunyai nilai-nilai yang rekreatif.[8]
5)
Komputer
Komputer merupakan
jenis media elektronik yang mampu menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai
dengan kebutuhan. Teknologi komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana
dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.
Perkembangan
teknologi komputer saat ini telah membentik suatu jaringan (network)
yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber
belajar secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka
akses bagi setiap orang untuk memperoelh informasi dan ilmu pengetahuan yang aktual dalam berbagai bidang studi.
Diskusi dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya
fasilitas internet dan web di sekolah.[9]
2.
Media yang Bersifat
Non-Materi
Media pendidikan
yang bersifat non materi memiliki sifat yang abstrak dan hanya dapat diwujudkan
melalui perbuatan dan tingkah laku seorang pendidik terhadap anak didiknya.
Diantara media yang termasuk dalam kategori ini adalah: keteladanan, perintah,
tingkah laku, ganjaran dan hukuman.
a.
Keteladanan
Pada umumnya,
manusia memerlukan figure (sosok) identifikasi yang dapat membimbing manusia ke
arah kebenaran. Untuk memenuhi keinginan tersebut, Allah mengutus Muhammad
menjadi tauladan bagi manusia dan wajib diikuti oleh umatnya. Untuk menjadi sosok
yang ditauladani, Allah memerintahkan manusia termasuk pendidik selaku khalifah
fi al-ardh untuk mengerjakan perintah Allah dan Rasul-Nya sebelum
mengajarkannya kepada orang yang akan dipimpin.
b.
Perintah dan Larangan
Seorang muslim
diberi oleh Allah tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan “Amar ma’ruf nahi
munkar”. Amar ma’ruf nahi munkar merupakan media dalam pendidikan. Perintah
adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melaksanakan sesuatu. Suatu perintah
akan mudah ditaati oleh peserta didik jika pendidik sendiri menaati peraturan
tersebut, atau apa yang dilakukan si pendidik sudah dimiliki atau menjadi
pedoman pula bagi hidup si pendidik.
Sementara larangan
dikeluarkan apabila si peserta didik melakukan sesuatu yang tidak baik atau
membahayakan dirinya. Larangan sebenarnya sama dengan perintah. Kalau perintah
merupakan suatu keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka larangan
adalah keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan.
c.
Ganjaran dan Hukuman
Ganjaran dalam
konteks ini adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan (penghargaan) dan
dijadikan sebuah hadiah bagi peserta didik yang berprestasi, baik dalam belajar
maupun sikap prilaku.
Selain ganjaran,
hukuman juga merupakan media pendidikan. Dalam Islam hukuman disebut dengan
iqab. Sejak dahulu, hukuman dianggap sebagai media yang istimewa kedudukannya,
sehingga hukuman itu diterapkan tidak hanya dibidang pengadilan saja, tetapi
juga diterapkan pada semua bidang, termasuk bidang pendidikan.[10]
C.
Prinsip-prinsip
Penggunaan Media dalam Pembelajaran PAI
Apabila
umat Islam mau mempelajari pelaksanaan pendidikan Islam sejak zaman silam
sampai sekarang, tentunya para pendidik itu telah mempergunakan media
pendidikan Islam yang bermacam-macam, walaupun diakui media yang digunakan ada
kekurangannya. Oleh karena itu, media pendidikan ini harus searah dengan
Al-Qur’an dan as-sunnah, tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan
as-sunnah. Prinsip-prinsip yang dapat dijadikan dasar dalam pengembangan atau
penggalian kesejahteraan manusia di dunia yaitu:[11]
Sabda Rasul
yang artinya;
“Mudahkanlah,
jangan engkau persuli, berilah kabar-kabar yang menggembirakan dan jangan
sekali-kali engkau memberikan kabar-kabar yang menyusahkan sehingga mereka lari
menjauhkan diri darimu, saling ta’atlah kamu dan jangan berselisih yang dapat
merenggangkan kamu”. ( Al-Hadits ).
Dari
hadits di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa dalam menyelenggarakan kegiatan
untuk kesejahteraan hidup manusia, yang termasuk didalamnya penyelenggaraan
media pendidikan Islam harus mendasarkan kepada dua prinsip, yaitu:
1.
Memudahkan dan
tidak mempersulit.
2.
Menggembirakan
dan tidak menyusahkan.
D.
Aplikasi Media dalam
Pembelajaran PAI
Sebelum pendidik
mengajarkan pokok bahasan pembelajaran terlebih dahulu harus menyiapkan dan
memperhitungkan alat bantu/media apa saja yang dapat dipakai dari berbagai
kegiatan pembelajaran yang mungkin dilakukannya sesuai dengan mata pelajaran
yang akan diajarkan. Dalam menerapkan media pembelajaran pendidikan agama Islam
harus dilakukan cara yang tepat dan praktis yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Selain hal tersebut pemilihan metode mengajar yang sesuai
dengan media pembelajaran juga sangat penting karena akan berdampak pada
tercapainya tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran
yang diterapkan oleh guru pendidikan agama Islam harus sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Demikian juga halnya dengan penyesuaian antara media
pembelajaran yang dipakai dengan kebutuhan peserta didik yang banyak dan
bermacam-macam, namun secara garis besarnya pemilihan media pembelajaran
tersebut harus sesuai dengan kebutuhan kebanyakan peserta didik.
Berikut adalah
penerapan media pembelajaran sesuai mata pelajaran pendidikan agama Islam:
1.
Media pembelajaran
al-Qur’an dan Hadis
Pembelajaran
al-Qur'an dan Hadis menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar,
memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya
dalam kehidupan sehari-hari. Media pembelajaran al-Qur’an dan hadis dapat
menggunakan media audio, yaitu misalnya dengan menggunakan media tape recorder,
peserta didik mendengarkan rekaman yang berisi ayat-ayat al-Qur’an atau
hadis-hadis Nabi, sehingga peserta didik dapat mengetahui, menulis, dan
melafalkan bacaan-bacaan yang didengarkannya.
2.
Media pembelajaran akhlak
Media pembelajaran
akhlak mencakup nilai suatu perbuatan, sifat-sifat terpuji dan tercela menurut
ajaran agama Islam, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut mempengaruhi
pembentukan sifat-sifat pada diri seseorang, maka ada beberapa media
pembelajaran yang dapat membantu pencapaian pembelajaran akhlak, antara lain:
a.
Melalui bahan bacaan atau
bahan cetak.
Melalui bahan ini
peserta didik akan memperoleh pengalaman dengan membaca. Yang termasuk media
ini buku teks akhlak, buku teks agama pelengkap, bahan bacaan umum seperti,
majalah, koran dan sebagainya.
b.
Melalui alat-alat audio
visual (AVA).
Melaui media ini
peserta didik akan memperoleh pengalaman secara langsung dan mendekati
kenyataan, misalnya dengan alat dua atau tiga dimensi, maupun dengan alat-alat
teknologi modern seperti televisi, internet, dan lain sebagainya.
c.
Melalui contoh-contoh
kelakuan.
Melalui profil
pendidik yang baik, dalam menyampaikan bahan pembelajaran diharapkan peserta
didik bisa meniru tingkah laku pendidik, misalnya mimik, berbagai gerakan badan
dan anggota badan, dramatisasi, suara dan perilaku sehari-hari.
d.
Melalui media masyarakat
dan alam sekitar.
Untuk memperoleh suatu
pemahaman dan pengalaman yang komprehensif, pendidik dapat membawa anak ke luar
kelas untuk memperoleh pengalaman langsung dan masyarakat maupun alam sekitar.[12]
3.
Media pembelajaran Fiqih
Media pembelajaran
sebagai alat bantu penghubung (media komunikasi) dalam proses interaksi belajar
mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar harus disesuaikan dengan
orientasi dan tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran fiqih, media yang sering
digunakan adalah media bahan cetakan seperti buku bacaan, koran, majalah, dan
sebagainya. Kemudian media suara yang didengar, sebenarnya masih ada media yang
bias memperjelas pemahaman peserta didik, misalnya untuk memehami jenis dan
bentuk transaksi ekonomi tertentu biasa digunakan media video yang menceritakan
berbagai macam transaksi ekonomi. Bahkan bisa digunakan media yang bersumber
dari lingkungan, misalnya bank, pegadaian, pasar modal dan sebagainya.
4.
Media pembelajaran sejarah
kebudayaan Islam
Hendaknya pendidik
menyiapkan bermacam-macam alat peraga dan menggunakannya demi pemahaman anak
didik. Dalam menguraikan peristiwa hijrah Nabi misalnya pendidik dapat
menggunakan slide atau film yang tersedia, memperdengarkan rekaman tentang
drama yang sering diputar dari pemancar radio pada hari-hari besar seperti
Maulid, Hijrah Nabi ataupun Isra’ Mi’raj.[13]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media Pendidikan Agama Islam dapat
diartikan semua aktifitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama
Islam, baik yang berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik/metode yang
secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan
tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Tujuan
penggunaan media pembelajaran pendidikan agama Islam tersebut adalah supaya
proses pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berlangsung dengan baik. Media
pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni
media yang bersifat materi dan media yang bersifat non-materi. Penyelenggaraan
media pendidikan Islam harus mendasarkan kepada dua prinsip, yaitu: (1)
Memudahkan dan tidak mempersulit, dan (2) Menggembirakan dan tidak menyusahkan.
Dalam menerapkan media
pembelajaran pendidikan agama Islam harus dilakukan cara yang tepat dan praktis
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga dalam proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Selain hal tersebut
pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan media pembelajaran juga sangat
penting karena akan berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran.
[1]Wina
Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana,
2011), h. 199.
[2]Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), h. 107.
[3]Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h.
199.
[4]Asnawir
dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran ( Jakarta: Ciputat Pers. 2002
), h. 101.
[5]Wina
Sanjaya, Perencanaan, h. 216-217.
[6]Mukhtar,
Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: CV Misaka Galiza,
2003), h. 105.
[7]Wina
Sanjaya, Perencanaan, h. 214-215.
[8]Abuddin
Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana,
2009), h. 299-300.
[9]Sudjarwo
S, Teknologi Pendidikan (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 76.
[10]Abuddin
Nata, Perspektif, h. 286.
[11]Ibid.,
h. 283.
[12]Chabib
Thoha, dkk., Metodologi Pembelajaran Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1999), h. 133 – 134
[13]Chabib
Thoha, dkk., Metodologi, h. 222-223.
4 komentar:
InsyaAllah bermanfaat
Aamiin
masyaAllah, keren,,, bermanfaat
Media yang Bersifat non Materi itu sumbernya dari mana???
Posting Komentar