A.
Fawatih al-Suwar
1.
Pengertian Fawatih
al-Suwar
Menurut bahasa “Fawatih”
adalah bentuk jamak dari kata “Fatihah” yang artinya pembukaan atau
permulaan. Sedangkam “Al-Suwar” adalah bentuk jamak dari kata “As-Surah”
yang artinya sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an yang mempunyai awalan dan akhiran.
Jadi “Fawatih al-Suwar” diartikan dengan beberapa pembukaan dari
surat-surat Al-qur’an atau macam-macam awalan dari surat al-qur’an.[1]
Menutut
As-Suyuti huruf al-Muqotha’ah (huruf yang terpotong-potong). Itulah yang
disebut dengan fawatih suwar.Dan tergolong dari ayat mutasabih. Itulah yang
menyebabkan banyak telaah tafsir untuk mengungkapkan rahasia di dalamnya.[2]
Sedangkan
menurut Dr.Shulhi as Sholeh dalam kitabnya”Mabahits Fi Ulumil Qur’an”,fawatih
suwar berbeda dengan huruh muqotha’ah. Karena huruful muqotha’ah merupakan
salah satu macam fawatih suwar. Menurutnya seluruh surat-surat dalam Al-qur’an
dibuka dengan sepuluh macam pembukaan,dan salah satunya adalah huruf-huruf
hijaiyah yang terputus.[3]
2.
Macam-macam Fawatih
al-Suwar
a.
Pembukaan dengan pujian
kepada Allah
1)
Menetapkan sifat-sifat
terpuji
ـ
Memakai lafadz Hamdalah (الحَمدُ
للّهِ),
terdapat pada 5 surat, yakni al- Fatihah, al-An’am, al-Kahfi, Saba’, Fathir.
ـ
Memakai lafadz Tabaraaka (تبارك),
terdapat dalam surat al-Furqon dan al-Mulk.
2)
Mensucikan Allah dari
sifat-sifat negatif dengan menggunakan lafadz tasbih (يسبح\سبح\سبحن),
terdapat dalam 7 surat, yakni surat al-Isra’, al-A’la, al-Hadid, al-Shaff,
al-Hasyr, al-Jumuah, al-Taghobun.
b.
Pembukaan dengan huruf yang
terputus-putus (Hurf al-Muqotho’ah)
1)
Terdiri dari stu huruf,
terdapat dalam 3 surat, yakni QS. Shood (ص),
QS. Qoof (ق), dan QS. al-Qolam (ن).
2)
Terdiri dari dua huruf
ـ
Rangkaian
huruf ha’ dan mim (حم) terdapat dalam 6 surat, yakni QS. Ghofir, QS. al-Sajadah, QS. al-Zuhuf, QS.
al_dukkan, QS. al-Jastiyah, dan QS. al-Ahqof.
ـ
Rangkaian
huruf tho’ dan ha’ (طه) terdapat dalam QS. Thoha.
ـ
Rangkaian
huruf tho’ dan sin (طس) terdapat dalam QS. al-Naml
3)
Terdiri dari tiga huruf
ـ
Rangkaian huruf alif, lam, dan mim (الم),
terdapat dalam 5 surat, yakni QS. al-Baqoroh, QS. al-Imron, QS. al-Ankabut,
QS. ar-Rum, dan QS. Lukman.
ـ
Rangkaian huruf tho’, sin, dan mim (طسم),
terdapat dalam QS. as-Syuara’ dan QS. al-Qoshos.
ـ
Rangkain huruf alif, lam, dan ra’ (الر).
terdapat dalam 4 surat, yakni QS. Yusuf, QS. Yunus, QS. Hud, dan QS. Ibrahim.
4)
Terdiri dari empat huruf
ـ
Rangkaian huruf alif, lam, mim, dan shood (المص) terdapat dalam QS.
al-A’rof.
ـ
Rangkaian huruf alif, lam, mim, dan ro’ (المر) Terdapat dalam QS.
al-Ra’d.
5)
Terdiri dari lima huruf
ـ
Rangkaian huruf kaf, ha’, ya’, ain, dan shood (كهيعص) terdapat
dalam QS. Maryam.
c.
Pembukaan dengan panggilan
(Nida’)
1)
Panggilan yang ditujukan
kepada Nabi (يا أيها النبي, ياأيها المزمل,
ياأيها المدثر), terdapat dalam 4
surat, yakni QS. al-Ahzab, QS. al-Tahrim, QS. al- Thalak, QS. al-Muzammil, dan
QS. al-Muddatsir.
2)
Panggilan yang ditujukan
kepada kaum mukmin (ياأيها الدين امنوا)
terdapat dalam QS. al-Maidah dan QS. al-Hujarat.
3)
Panggilan yang ditujukan
pada manusia (ياأيهاالناس), terdapat dalam QS.
al-Nisa’ dan QS. al-Hajj.
Adapun hikmah dan
rahasia adanya pembukaan surat-surat dengan nida’ yaitu untuk memberi perhatian
dan peringatan, baik bagi Nabi, umatnya, maupun untuk menjadi pedoman kehidupan
ini.[6]
d.
Pembukaan dengan jumlah
khobariyah
1) Jumlah ismiyah. Terdapat dalam 9 surat, yakni QS. al-Taubah, QS.
al-Nur, QS. al-Zumar, QS. Muhammad, QS. al-Rahman, QS. al-Haqqah, QS. al-Qodr, QS.
al-Qori’ah, dan QS. al-Kautsar.
2) Jumlah fi’liyah, terdapat dalam 12 surat, yakni QS. al-Anfal, QS.
al-Nahl, QS. al-Anbiya’, QS. al-Mu’minun, QS. al-Qomar, QS. al-Mujadalah, QS.
al-Ma’arij, QS. al-Qiyamah, QS. al-Balad, QS. Abasa, QS. al-Bayyinah, dan QS.
al-Takasur.
e.
Pembukaan dengan sumpah (Qosam)
1)
Sumpah dengan benda-benda
angkasa. Terdapat dalam 8 surat, yakni QS. al-Shoffat, QS. al-Najm, QS.
al-Mursalat, QS. al-Nazi’at, QS. al-Buruj, QS. al-Thariq, QS. al-Fajr, dan QS.
al-Syams.
2)
Sumpah dengan benda-benda
bawah (bumi), terdapat dalam 3 surat yakni QS. al-Dzariyah, QS. al-Tin, dan QS.
al-‘Adiyat.
3)
Sumpah dengan waktu,
terdapat dalam 3 surat yakni QS. al-Lail, QS. al-Dhuha, dan QS. al-‘Ashr.
Hikmah dari fawatih
al suwar dengan sumpah ini, pertama, agar manusia meneladani sikap
bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur dan berani berbicara untuk
menegakkan keadilan; kedua, agar dalam bersumpah manusia harus
senantiasa memakai nama-nama Allah bukan selain-Nya; ketiga, digunakannya
beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan agar benda-benda itu
diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri keapda Allah, karena pada
dasarnya, benda-benda itu ciptaan Allah.[7]
f.
Pembukaan dengan syarat (اِذَا)
1)
Syarat yang masuk dalam
jumlah ismiyah, terdapat dalam 3 surat yakni QS. al-Takwir, QS. al-Infithar,
dan QS. al-Insyiqoq.
2)
Syarat yang masuk pada
jumlah fi’liyah, terdapat dalam 4 surat yakni QS. al-Waqi’ah, QS. al-Munafiqun,
QS. al-Zalzalah, dan QS. al-Nashr.
g.
Pembukaan dengan fi’il amr
1)
Dengan fi’il amr (إقْرَأ)
terdapat dalam QS. al-Alaq.
2)
Dengan fiil amr (قُلْ)
terdapat dalam 5 surat yakni QS. al-Jin, QS. al-Kafirun, QS. al-Ikhlas, QS.
al-Falaq, dan QS. al-Nas.
h.
Pembukaan dengan pertanyaan
1)
Pertanyaan positif terdapat
dalam 4 surat yakni QS. al-Dahr, QS. al-Naba’, QS. al-Ghosyiyah, dan QS.
al-Ma’un
2)
Pertanyaan negatif terdapat
dalam QS. al-Insyiroh dan QS. al-Fiil.
i.
Pembukaan dengan do’a
1)
Do’a atau harapan yang
berbentuk kata benda, terdapat dalam QS. al-Muthafifin dan QS. al-Humazah.
2)
Do’a atau harapan yang
berbentuk kata kerja, terdapat dalam QS. al-Lahab.
j.
Pembukaan dengan alasan,
terdapat dalam QS. al-Quraisy.[8]
3.
Pendapat Ulama’
tentang Huruf al-Muqotho’ah
Secara garis besar,
pendapat para ulama’ mengenai makna huruf-huruf yang terpotong (Huruf
al-Muqotho’ah) ada dua macam:
a.
Bahwa makna huruf terpotong
itu tersembunyi karena merupakan rahasia yang hanya diketahui oleh Allah swt.
Sebab huruf-huruf itu sudah ada sejak zaman azali, sehingga susah
menafsirkannya, karena termasuk ayat-ayat mutasyabbihat yang hanya diketahui
oleh Allah saja. Pendapat yang demikian itu adalah pendapat ulama’ salaf,
diantaranya:[9]
1)
Sahabat Abu Bakar
al-Shiddiq, yang berkata:
في كل كتاب سر في القران اوائل السوار
Artinya : Setaip kitab memiliki rahasia dan rahasia
Al-qur’an adalah permulaan suratnya.
2)
Sahabat Ali bin Abi Thalib yang
berkata:
ان لكلل كتاب صفوة هذا الكتاب
حروف لتهجي
Artinya : Setiap kitab memiliki sari pati dan saripati
Al-qur’an adalah ejaannya.
3)
Kholifah Umar bin Khattab dan
lain-lain berkata:
ان هذه الحروف علم مستور و سر محجوب
استاثر الله به
Artinya : huruf Al-qur’an ini adalah ilmu tersembunyi
dan rahasia yang hanya di ketahui oleh Allah semata
b.
Bahwa makna huruf-huruf
yang terpotong itu dapat diketahui oleh Allah dan bisa dipahami oleh manusia.
Pendapat ini berdasarkan dalil ayat 7 surat Ali imran:[10]
و ما يعلم تأويله إلا الله والراسخون
في العلم
Artinya : Dan tidak ada yang mengetahui takwilnya
kecuali Allah dan orang yang mendalan ilmunya.
Mereka yang
memilih pendapat ini banyak sekali, tetapi masing-masing memiliki pendirian dan
alasan tersendiri, ada yang dekat dengan kebenaran dan ada pula yang jauh.
Diantara mereka yang mengikuti pendapat ini ialah:
1)
Ibnu Farij meriwayatkan pendapat
dari Ibnu Abbas, bahwa tiap-tiap huruf dari huruf-huruf yang terpotong itu
diambil dari nama/sifat-sifat Allah, misalnya:
·
الم
= Alif = Allah, Lam = Lathif, dan Mim = Majid (الم = الله لَطِيْفٌ مَجِيدٌ)
·
الر
= Alif = Ana, Lam = Allah, Ra = Ara (الر = اَنَا اللهُ اَرَى)
2)
Sebagian ulama’ berpendapat, bahwa
huruf-huruf yang terpotong itu adalah merupakan sumpah Allah. Jadi, sebagaimana
Allah bersumpah dengan bulan, bintang, fajar, langit, buah tin dan sebagainya,
Dia juga bersumpah dengan huruf-huruf yang terletak di awal surat-surat
al-Quran. Hal itu menunjukkan kadar kedudukan huruf-huruf tersebut.
3)
Kaum Syi’ah berpendapat bahwa jika
huruf-huruf yang terputus itu dikumpulkan tanpa memasukkan yang berulang-ulang,
maka akan tersusun suatu kalimat yang berbunyi: = صِرَاطٌ
عَلِىّ حَقٌّ يُمْسِكُهُAli itu di atas jalan kebenaran yang
harus dipegang teguh. Dalam hal ini, mereka mengartikan huruf-huruf tersebut
setelah disusun dalam suatu kalimat.
4)
Imam al-Alusi dalam tafsirnya
meriwayatkan bahwa sebagian Ahlussunnah mena’wilkan huruf-huruf itu seolah-olah
menjawab ta’wilan kaum Syi’ah dengan kalimat:صَحْ
طَرِيْقُكَ مَعَ السُّنَّة (Jalanmu benar
bersama Ahlussunnah).
5)
Salim bin Abdillah juga mena’wilkan
huruf-huruf muqotho’ah itu seperti kaum Syi’ah, dan mengatakan bahwa arti
huruf-huruf dari الر dan حم
serta ن dengan sifat Allah swt. yang Maha
Pengasih, karena ketiganya itu digandengkan sehingga berbunyi: الر- حم- ن =
الرَّحْمن
B.
Khawatim al-Suwar
1.
Pengertian Khawatim
al-Suwar
Khawatim merupakan
bentuk jamak dari kata khatimah, yang berarti penutup atau penghabisan. Secara
bahasa, khawatim al-suwar berarti penutup surat-surat Al Qur’an. Menurut
istilah khawatim al-suwar adalah ungkapan yang menjadi penutup dari surat-surat
al Qur’an yang memberi isyarat berakhirnya pembicaraan sehingga merangsang
untuk mengetahui hal-hal yang dibicarakan sesudahnya.[11]
2.
Macam-macam Khawatim
al-Suwar
Dalam beberapa
kitab ulumul qur’an, kajian tentang khawatim al-suwar tidak diterangkan secara
jelas dan rinci seperti fawatih al-suwar. Menurut sementara penelitian,
khawatim al-suwar ditemukan ada 18 macam, yaitu:[12]
a.
Penutup surat dengan do’a.
Do’a ini menjadi penutupan dari 4 surat al-Qur’an, yaitu QS. al-Baqarah, QS.
al-Mukminun, QS. Nuh, dan QS. al-Falaq.
b.
Penutupan dengan wasiat.
Penutupan dengan wasiat ini ada dalam 7 surat al-Quran, yaitu QS. ar-Rum, QS.
al-Dukhan, QS. al-Shoff, QS. al-A’la, QS. al-Fajr, QS. al-Dhuha, dan QS.
al-‘Ashr.
c.
Penutupan dengan
perintah/masalah taqwa. Penutupan ini ada dalam 3 surat al-Qur’an, yaitu QS.
Ali Imran, QS. al-Nahl, dan QS. al-Qomar.
d.
Penutupan dengan keterangan
soal faraidh, hanya ada dalam satu surat saja, yakni QS. al-Nisa’.
e.
Penutupan dengan Ta’dhim
kepada Allah swt. banyak sekali surat-surat al-Quran yang ditutup dengan
ta’dhim, yaitu ada 18 surat sebagai berikut: QS. al-Maidah, QS. al-Anfal, QS.
al-Anbiya’, QS. al-Nur, QS. Luqman, QS. Fathir, QS. Fusshilat, QS. al-Hujurat,
QS. al-Hadid, QS. al-Hasyr, QS. al-Jumu’ah, QS. al-Munafiqun, QS. al-Taghobun,
QS. al-Thalaq, QS. al-Jinn, QS. al-Muddatsir, QS. al-Qiyamah, dan QS. al-Tin.
f.
Penutupan dengan janji dan
ancaman. Penutupan surat dengan janji dan ancaman ini adalah yang paling
banyak, yakni dalam 24 surat sebagai berikut: QS. al-An’am, QS. al-Furqan, QS.
al-Ankabut, QS. al-Ahzab, QS. al-Mukmin, QS. al-Ahqaf, QS. Muhammad, QS.
al-Fath, QS. al-Dzariyat, QS. al-Mujadalah, QS. al-Muzammil, QS. al-Insan, QS.
al-Muthaffifin, QS. al-Insyiqaq, QS. al-Thariq, QS. al-Ghasyiyah, QS. al-Balad,
QS. al-Syams, QS. al-Bayyinah, QS. al-Zalzalah, QS. al-‘Adiyat, QS. al-Humazah,
QS. al-Ma’un, dan QS. al-Lahab.
g.
Penutupan dengan anjuran
ibadah dan tasbih. Anjuran bertasbih ini menjadi akhiran dari 6 surat, yaitu:
QS. al-A’raf, QS. Hud, QS. al-Hijr, QS. al-Thur, QS. al-Najm, dan QS. al-‘Alaq.
h.
Penutupan dengan hiburan
bagi Nabi Muhammad saw. Nabi dihibur Allah di akhir 4 surat, yaitu QS. Yunus,
QS. al-Zukhruf, QS. al-Kautsar, dan QS. al-Kafirun.
i.
Penutupan dengan
sifat-sifat al-Quran. Sifat-sifat al-quran ini dipakai sebagai penutupan 4
surat, yaitu QS. Yusuf, QS. Shaad, QS. al-Qalam, dan QS. al-Buruj.
j.
Penutupan dnegan bantahan,
hanya terdapat dalam satu surat al-Quran, yakni QS. al-Ra’d.
k.
Penutupan dnegan
ketauhidan, penutupan dnegan ketauhidan ini terdapat di akhiran 7 surat, yaitu
QS. al-Taubah, QS. Ibrahim, QS. al-Kahfi, QS. al-Qashash, QS. al-Lail, QS.
al-Insyirah, dan QS. al-Ikhlash.
l.
Penutupan dengan
tahmid/pujian, terdapat di akhir 10 surat al-quran, yaitu QS. al-Isra, QS.
al-Naml, QS. Yasin, QS. al-Shaffat, QS. al-Zumr, QS. al-Jaatsiyah, QS.
al-Rahman, QS. al-Waqi’ah, QS. al-Haaqqah, dan QS. al-Nashr.
m. Penutupan dengan kisah, kisah menjadi penutup 4 surat al-qur’an,
yaitu QS. Maryam, QS. al-tahrim, QS. ‘Abasa, dan QS. al-Fiil.
n.
Penutupan dengan anjuran
jihad, hanya terdapat di akhir satu surat, yakni QS. al-Hajj.
o.
Penutupan dengan perincian
maksud. Ada 7 surat al-qur’an yang diberi penutupan berupa perincian terhadap
maksud ayat yang sebelumnya, yaitu QS. al-Fatihah, QS. al-Syura, QS. al-Takwir,
QS. al-Qadar, QS. al-Qari’ah, QS. al-Quraisy, dan QS. al-Nas.
p.
Penutupan dengan pertanyaan,
ada di akhir 2 surat, yakni QS. al-Mulk dan QS. al-Mursalat.
q.
Penutupan dengan keterangan
hari kiamat, ini dijadikan penutup bagi 4 surat, yaitu QS. al-Ma’arij, QS.
al-Naba’, QS. al-Nazi’at, dan QS. al-Infithar.
r.
Penutupan dengan
peringatan. Ada 7 surat yang ditutup dengan peringatan, yaitu QS. Thaha, QS.
al-Syuara, QS. al-Sajadah, QS. Saba’, QS. Qaaf, QS. al-Mumtahanah, dan QS.
al-Takatsur.
C.
Urgensi Studi
Fawatih al-Suwar Wa Khawatimuha
Urgensi telaah
terhadap fawatih al-suwar wa
khawatimuha tidak terlepas dari
konteks penafsiran al-Qur’an.
Diantara urgensi mengkaji fawatih al-suwar wa khawatimuha adalah sebagai
berikut:[13]
1.
Sebagai Tanbih
(peringatan) untuk nabi dan umatnya serta dapat menjadi pedoman
bagi kehidapan ini.
2.
Sebagai pengetahuan bagi kita yang
senantiasa mengkajinya bahwa
dalam fawatih al-suwar wa khawatimuha banyak sekali hal-hal
yang mengandung rahasia-rahasia Allah yang kita tidak dapat mengetahuinya,
3.
Sebagai motivasi untuk selalu
mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada
Allah swt. Untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur’an terutama bagi
kaum muslimin yang masih lemah imannya karena sangat mudah terpengaruh
oleh perkataan musuh-musuh islam yang mengatakan bahwa
al-qur’an itu adalah buatan Muhammad. Dengan mengkaji fawatih al-suwar wa
khawatimuha kita akan merasakan keindahan bahasa al-Qur’an itu sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari Allah
swt.
[1]Abdul
Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), h. 168.
[2]Rosihon
Anwar, Ulumul Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 129.
[3]Abdul
Djalal, Ulumul, h. 169.
[6]As-Suyuthi,
Al Itqon Fi Ulumil Quran (Beirut: Darul fikr, t.t.), juz 2, h. 105.
[8]Abdul
Djalal, Ulumul, h. 192-198.
[9]Rosihon
Anwar, Ulumul, h. 130-131.
[10]Abdul
Djalal, Ulumul, h. 202-204.
[11]As-Suyuthi,
Al Itqon, h. 112.
[12]Abdul
Djalal, Ulumul, h. 209-236.
[13]Rosihon
Anwar, Ulumul, h. 134.
1 komentar:
Bagus dan sangat bermanfaat. Namun tentang Pembukaan dengan huruf yang terputus-putus (Hurf al-Muqotho’ah) yang terdiri dari dua huruf dg rangkaian huruf ha’ dan mim (حم) terdapat dalam 7 surat (bukan 6 surat) yakni QS. Ghofir, QS. Fushilat, QS. al-Syura, QS. al-Zuhruf, QS. al_Dukkan, QS. al-Jastiyah, dan QS. al-Ahqof.
ـ Rangkaian huruf tho’ dan ha’ (طه) terdapat dalam QS. Thoha.
ـ Rangkaian huruf tho’ dan sin (طس) terdapat dalam QS. al-Naml
ـ Rangkaian huruf ya’ dan sin (يس) terdapat dalam QS. Yasin.
Posting Komentar