BAB I
PENDAHULUAN
Konsepsi
IBD dalam kesustraan ,seni rupa dan seni
musik . dapat diartikan sebagai teori tentang keindahan dan seni . Arti
keindahan sudah diurakan dimuka , sedangkan arti seni adalah keindahan yang
diciptakan manusia .pemandangan alam yang paling indah adalah ciptaan
tuhan . Akan tetapi keelokan tubuh
manusia bukanlah merupakan seni karena kesemuanya merupakan ciptaan tuhan.
Pada
hakikatnya seni itu adalah indah ,tetapi bukan berarti bahwa segalanya yang
indah adalah seni .Muthar lubis mengatakan bahwa seni merupakan produk daya
inspirasi dan daya cipta manusia yang bebas dari cengkeraman dan belenggu
berbagai ikatan
The
liang gie mengungkapkan bahwa pengertian keindahan di anggap sebagai salah satu
jenis nilai ,yaitu nilai estetis .Mengenai nilai itu sendiri ,ada berbagai
pembedaan , yaitu :
1. Nilai subjektif
2. Nilai objektif
3. Nilai perseseorangan
4. Nilai kemasyarakatan
5. Nilai intrinsif
6. Nilai ektrinsik
Benedetto croce
adalah tokoh ekspirasi yang paling terkenal .dengan karyanya yang telah diterjemahkan di dalam bahasa inggris . Aesthetics as
science of expression and general linguistic antara lain mengatakan art is expression of
impression: seni adalah pengungkapan kesan-kesan .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KEINDAHAN
Para ahli merumuskan definisi keindahan sbb:
a.
Al-Ghazali : keindahan suatu benda terletak pada
kesempurnaan yang dapat dikenali, kembali dan sesuai dengan sifat benda itu.
Setiap benda memiliki karakteristik yang persfeksi. Sifat perfeksi dalam sebuah
benda merupakan representasi keindahan yang bernilai paling tinggi; apabila
hanya sebagian yang ada, benda itu mempunyai sebagian nilai keindahan. Misalnya
karangan yang paling indah adalah karangan yang mempunyai sifat perfeksi yang
khas bagi karngan (tulisan) , seperti keharmonisan huruf, hubungan arti yang
tepat satu sama lainnya, spasi yang tepat, serta susunan yang baik. Disamping
itu, mengantarkan jiwa sehingga mempu merasakan keindahan dalam dunia yang
lebih dalam, yaitu nilai-nilai spiritual, moral , dan agama.
b.
Humo (inggris) :
keindahan adalah sesuatu yang menyebabkan atau mendatangkan rasa senang/
c.
Sarpetreit :
perasaan dan keindahan gejala yang tak tetap sifatnya, sehingga menifestasinya
juga tidak tetap wujudnya.
Keindahan bagi manusia merupakan sesuatu yang sangat penting, yang
menunjukkan bahwa manusia itu memiliki perasaan yang halus, lembut, serta
menghargai kualitas. Tingginya cita rasa artistik seseorang dalam meresapkan
karya-karya yang indah, pada gilirannya akan memberikan pengaruh positif
terhadap sikap emosi dan sikap moralnya.
Memiliki apresiasi terhadap seni,
berarti memiliki penghargaan, keakraban, dan kecintaan terhadap karya seni itu
sendiri. Rasa dan sikap batin tersebut berangkat dari suatu kemampuan meresap
dan menghayati keindahan serta kemampuan memahami makna yang terkandung di
dalamnya.
Ada keindahan dalam arti luas, dan
ada pula keindahan dalam arti sempit, ada pula estetik murni, kontemplasi,
ekstese, nilai estetis karya seni, dan lain-lain. The Liang Gie dalam bukunya Garis
Besar Estetik (filsafat keindahan) , menerjemahkan keindahan dengan kata
beautiful. Menurut cakupannya, maka harus dibedakan antara keindahan sebagai
kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.
Menurut The Liang Gie, keindahan dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
- indah dalam arti luas
keindahan
dalam arti luas mengandung ede kebaikan.. plato menyebutnya sebagai watak yang
indah dan hukum yang indah
- indah dalam arti estetika murni
keindahan
dalam arti estetika murni adalah pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya
dengan sesuatu yang diserapnya.
- indah dalam arti terbatas pada penglihatan
keindahan
dalam arti terbatas, hanya benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan,
yaitu keindahan bentuk dan warna.
Keindahan dianggap sebagai salah
satu jenis nilai, seperti halnya nilai moral, nilai pendidikan dan sebagainya.
Nilai yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetis.
Para filsof mendefinisikan keindahan
sebagai suatu kesatuan hubungan yang formal pengamatan, yang dapat menimbulkan
rasa senang. Dengan batasan tersebut, orang sering mencampuradukkan
pengertian keindahan dan seni. Padahal kesenian mempunyai gejala yang lebih
konkret dari keindahan. Dengan demikian pernyataan bahwa segala sesuatu yang
indah adalah seni, dan seni pastilah indah, tidak selalu benar.
Kesenian mempunyai gejala yang lebih
konkret daripada keindahan. Kalau sudah mengidentifikasikan antara seni dan
keindahan, ada anggapan bahwa yang indah adalah seni tidaklah tetap karena seni
sudah pasti indah. Identifikasi ini belum tentu indah
dan tidak ada keharusan harus
indah.
B.
PERBEDAAN
ANTARA SENI DAN KEINDAHAN
Hampir semua kesalahan kita mengenai
konsepsi seni ditimbulkan oleh kekutangtepatan dalam penggunaan kata seni dan
keindahan. Yang jelas bagi kita ialah bahwa kedua kata itu selalu salah dalam
penggunaannya. Kita selalu menganggap
bahwa semua yang idah adalah seni, atau sebaliknya. Sebetulnya seni tidaklah
selalu harus indah. Baik pendangan historis (dengan meneliti bagaimana hasil-hasil
seni di masa silam) maupun secara sosiaologis (dengan mengingat, bagaimanakah
manifestasi-manifestasi seni sekarang ini di berbagai tempat di dunia) ternyata
bahwa hasil seni sering tidak indah.
Dalam menghadapi sebuah karya seni, tidak hanya kategori keindahan yang
bergetar dalam hati seorang penonton, melainkan kategori lainnya juga. Perasaan
estetik hanya metupakan sebagian saja dari perasaan seni. Sebuah contoh yang
sangat sederhana dapat menerangkan bahwa
keselarasan tidak selalu merupakan satu-satunya pedoman untuk menimbulkan efek
estetik, bahkan peniimpanan menambah efek estetik. Mesalnya meja, persegi, daun
mefa detutup dengan taplak yang juga persegi, tetapi taplak itu tidak dipasang
sedemikian rupa sehingga tepi taplak tidak selaras dengan daun meja, tetapi
justru menyilang. Karena persilangan inilah, efeknya justru lebih menarik dan
enak untuk dipandang.
Selain itu perlu kita perhatikan bahwa manusia mencipkan karya-karya seni
dan manusia pula yang menikmati. Manusia tidak melulu merupakan hono
estheticus, melainkan sebagai menusia sosial yang sevara historis berakar dalam
suatu msyarakat dan zaman tertentu, itulah sebabnya dalam menciptakan
barang-barang seni, seorang seniman juga terpengaruh lengkungan dan zamannyal,
yang mungkin oleh generasi sebelumnya kurang diperhatikan.
Dunia modern memang penuh kejutan dan ketegangan yang dalam waktu singkat
dapat menggoncangkan hati kita akibar adanya sistem mengekspresikan diri, tidak
terdorong oleh gambaran keindahan, melainkan oleh kejutan-kejutan yang sedang
mereka alami. Protes terhadap pembunuhan massal, tindakan yang merajalela,
kemunafikan kaum berahgama yang melarikan diri ke dalam benteng agama dan tidak
eu melihat mertavat manusia diinjak-injak, semua itu lebih bermakna dan lebih
mendesak bagi seniman modern daripada mengungkapkan hasil kontempk\lasi yang
dinikmati di tempat yang tenang dan tenteram. Jeroen Bosch, seorang pelukis
Belanda yang hidup pada abad ke-15, menampilkan gambar dari inpian buruk dan
penuh dengan makhluk aneh dan menakutkan dalam lukisannya.
C. KARYA SENI YANG TIDAK
INDAH
Seni modern memang sukar dimengerti , bahkan mengejutkan. Para seniman
modern tidak tertarik lagi oleh keindahan dan keharmonisan, melainkan oleh
sesuatu yang menggemparkan dan merisaukan hati. Sesuatu dalam kesenian
tradisional disinggung atau disuvlimasikan , diabstrakkan atau dilapisi dengan
cahaya keindahan, kini ditonjolkan secara blak-blakan , kasar, dan serba
menantang.
Sifat umum yang dewasa ini sering tampak dalam
kesenian Barat ialah usaha untuk menimbulkan efek shock, memperlihatkan
rasa frustrasi dan kejemuan yang dirasakan oleh sang seniman dan sebagaian
masyarakat. Baik dalam seni sastra, drama, pahat, dan seni film, yang kita
jumpai adalah hal serupa.
Shock yang dulu
dianggap menghancurkan harta nilai tradisional, dengan sengaja mencemooh apa
yang dianggap suci dan keramat oleh angkatan-angkatan terdahulu, memberontak
tata tertib yang semula tidak pernah diragukan serta membubuhkan tanda tanya di
belakang setiap peryataan dan ucapan.
Gejala frustasi tampak pada kebanyakan karya seni kontemporer, yang tak
menyiratkan gairah, serta ditonjolkan tanpa emosi dan secara faktual saja.
Sebelum Perang Dunia II, dosa masih memperlihatkan sebahgai suatu yang memenag
dilarang, terapi ada segi-segi yang indah, yang membebaskannya, sebagai
ekspresi gaya hidup yang vital. Akan tetapi sekarang sering digambarkan sebagai
sesuatu yang menjemukan serta ditonjolkan dalam kejelekannya yang dengan
sengaja dijauhkan dari segala sesuatu yang indah. Misalnya film televisi Madema
Bovare (berdasarkan karangan Flaubert pada pertengahan abad yang lalu) tema
asmara dilukiskan sebagai sesuatu yang romantis dan merayu walaupun haram, dan Last
Tango is Paris sebagai sesuatu yang percuma tanpa makna dan tanpa tujuan..
hal serupa terjadi dalam Nyanyian Angsa dan Khotbah karangan
Renda sajak-sajak dari Sutardji Dalzoum Bachri.
D. SIFAT-SIFAT KEINDAHAN
Untuk mengatakan sesuatu indah atau tidak, berikut ini akan diungkapkan
sifat keindahan:
1.
keindahan itu kebenaran
kebenaran
artinya bukan tiruan. Oleh karena itu, tiruan lukisan Monalisa tidak indah
karena dasarnya tidak benar.
2.
keindahan itu abadi
abadi
artinya tidak pernah dilupakan, tidak pernah hilang susut. Karya musik
Beethoven tidak pernah dilupakan orang karena indah.
3.
keindahan mempunyai daya tarik
daya
tarik artinya memikat perhatian orang, menyenangkan , tidak membosankan.
4.
keindahan itu universal
universal artinya tidak
terikat dengan selera perseorangan, waktu, dan tempat. Selera mode tidak
universal karena terikat dengan pilihan seseorang dalam kurun waktu tertentu.
5.
keindahan itu wajar
wajar artinya tidak
berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya. Misalnya penyanyi
berteriak-teriak dan berjingkrak-jingkrak
dalam membawakan lagunya sehingga melampaui batas kewajaran.
6.
keindahan itu kenikmatan
kenikmatan
artinya kesenangan yang memberikan kepuasan. Apabila pencipta suatu karya seni
memperoleh kenikmatan atau kepuasan apabila karyanya itu dikatakan indah.
7.
keindahan itu kebiasaan
kebiasaan
artinya dilakukan berulang-ulang. Kebiasaan mempunyai akibat dalam daya tangkap atas sesuatu . sesuatu yang
tidak nikmat menjadu nikmat karena terbiasa, misalnya rokok. Sesuatu yang tidak
berarti menjadi berarti karena terbiasa. Sesuatu yang tidak indah menjadi indah
kerena terbiasa. Akan tetapi, menurut Coleridge (1772-1834) kebiasaan jangan
sampai mengubah konsep keindahan.
E. PANDANGAN TERHADAP PENCAPAIAN KEMAKMURAN
Keindahan dapat dinikmati menurut
selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera didukung
oleh faktor kontemplasi dan ekstasi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstasi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah itu.
Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia,
terjadilah penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu menarik
perhatian orang yang melihat dan mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu merupakan
karya budaya, yaitu seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama,
dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya, pemandangan alam.
Apabila kontemplasi dan ekstasi dihubungkan dengan kreativitas, kontemplasi
merupakan faktor pendorong untuk menciptakan yang indah, sedangkan ekstasi
merupakan pendorong untuk merasakan dan menikmati keindahan. Karena tingkat
kontemplasi dan ekstasi berbeda-beda tiap manusia,tanggapan terhadap karya seni
juga berbeda-beda. Orang lain mengatakan karya seni itu indah, tapi mungkin
orang lain mengatakan karya seni itu tidak indah karena selera seni yang
berbeda.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan;
Setelah kita membahas dan menguraikan hasil makalah tentang “konsespsi
IBD dalam kesusastraan ,seni rupa dan seni music. Maka penulis dapat
menyimpulkan beberapa kesimpulan .diantaranya adalah :
1. Bisa mengetahui
perbedaan antara seni dan keindahan :
Bahwa
kedua kata antara seni dan keindahan itu selalu dalam penggunaannya . kita
selalu salah menganggap bahwa semua yang indah itu adalah seni ,atau sebaliknya
,bahwa semua seni itu indah dan yang tidak indah itu bukanlah seni. jadi antara
seni dan keindahan itu masih ada kaitannya
.
2. Bahwa setiap keindahan itu mempunyai
sifat. yang mana sifat-sifat kindahan itu dibagi menjadi tujuh
-keindahan
itu kebenaran
-keindahan
itu abadi
-keindahan
mempunyai daya tarik
-keindahan
itu universal
-keindahan
itu wajar
-keindahan
itu kenikmatan
-keindahan
itu kebiasaan
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi,Drs.Nur
Hidayati,Ir.IAD,ISD,IBD,CV Pustaka Setia,Bandung,2004
0 komentar:
Posting Komentar