BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pertanyaan tentang bagaimana alam semesta berasal, kemana begeraknya, dan
bagaimana hukum-hukum alam mempertahankan keteraturan dan keseimbangan selalu
menjadi topik yang menarik. Para ilmuan dan pakar membahas subjek ini terus
menerus dan telah menghasilkan beberapa teori. Teori yang berlaku pada abad
ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang yang tidak terbatas, ada
tanpa awal dan terus ada untuk selama-lamanya. Menurut pandangan ini alam
semesta tidak mempunyai awal dan akhir. Pandangan yang mengacu pada filsafat
matrealis ini, menolak adanya Pencipta sambil masih berpendapat bahwa alam
semesta merupakan sekumpulan zat yang konstan, stabil, dan tidak berubah atau
statis.
Matrealisme adalah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu
merupakan suatu makhluk yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali
keberadaan zat. Dengan berakar pada filsafat Yunani Kuno dan semakin diteimanya
matrealisme ini di abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam bentuk
matrealisme dialektis Karl Marx.
B.
Rumusan masalah
Bagaiman proses terbentuknya alam semesta beserta
penghuninya ?
C.
Pokok pembahasan
1.
Memahami proses
terbentuknya alam semesta.
2.
Memahami terjadinya
galaksi.
3.
Memahami terjadinya bumi
dan sistem tata surya.
4.
Memhami asal-asul
kehidupan. .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Terbentuknya
Alam Semesta
1.
Meluasnya Alam
Semesta
Di tahun 1929, di
Observatorium California Mount Wilson, astronomi berkebangsaan Amerika Edwin
Hubble menghadirkan salah satu penemuan terbesar dalam sejara astronomi. Ketika
mengamati bhintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia mendapati cahaya dan
bintang –bintang itu berubah ujung spektrumnya menjadi merah dan ini lebih
memperjelas bahwa bintang-bintang itu menjauh dari bumi. Penemuan ini
mempngaruhi dunia ilmu pengetahuan, karena menurut ilmu fisika yang sudah
diakui, spektrum cahaya bekelip-kerlip yang bergerak mendekati tempat observasi
tersebut cenderung mendekati warna lembayung, sedangkan spektrum cahaya bekelip-kerlip yang menjauhi tempat observasi
itu cenderung mendekati warna merah. Artinya, bintang-bintang itu menjauh dari
kita secara tetap.
Jauh sebelumnya, Hubble
menemukan penemuan lain yang sangat penting, yaitu bahwa bintang dan galaksi
bergerak menjauh bukan hanya dari kita, tetapi saling menjauhi diantara mereka.
Kesimpulannya adalah bahwa alam semesta ”bertambah luas” secara tetap.
Albert Einstein, yang
dianggap sebagai ilmuan terbesar abad ke 20, telah menyimpulkan dalam teori
fisika bahwa alam semesta itu dinamis dan tidak statis. Walaupun demikian, ia
telah meletakkan penemuannya bukan untuk bertentangan dengan teori model alam
semesta statis yang sudah diakui luas pada zamannya. Einstein menyatakan penemuannya
itu sebagai kesalahan terbesar sepanjang karier keilmuannya. Jadi apa yang
paling penting dari fakta bahwa alam semesta bertambah luas terhadap proses
terjadinya alam semesta ?
Alam semesta bertambah
luas itu meneunjukan bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur dalam hal
waktu, maka alam semesta berasal dari ”titik tunggal”. Perhitungan ini
menunjukan bahwa titik tunggal ini, mengandung pengertian semua zat atau materi
yang ada di alam semesta, mempunyai ”volume nol” dan ”kerapatan tak terbatas”.
Alam semesta terjadi karena adanya ledakan dari titik tunggal yang bervolume
nol ini. Ledakan yang luar biasa dahsyatnya yang disebut Big Bang ini menandai dimulainya alam semesta.
”Volume nol” merupakan
satuan teoritis yang digunakan untuk tujuan pemaparan. Ilmu pengetahuan dapat menetapkan
konsep ’ketiadaan’, yang berada diluar jangkauan pemahaman manusia, dengan
hanya mengungkapkannya sebagai ”suatu titik yang bervolume nol”. Alam semesta
muncul dari ketiadaan. Dengan kata lain, alam semesta itu diciptakan.
Teori dahsyat itu
menunjukan bahwa pada awalnya, semua objek di alam semesta merupakan satu dan
kemudian terpisah-pisah. Hal ini ditunjukan dengan teori Ledakan Dahsyat,
dinyatakan dalam Al-Quran pada 14 abad yang lalu, ketika manusia masih memiliki
pengetahuan yang amat terbatas tentang alam semesta,
óOs9urr& tt tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( xsùr& tbqãZÏB÷sã ÇÌÉÈ
”Dan, apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan, dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka,
mengapakah mereka tidak juga beriman?” (al-Anbiya’: 30)
Seperti
dinyatakan dalam ayat tersebut, semua isi alam semesta ini, bahkan langit dan
bumi yang belum tercipta, diciptakan dengan suatu ledakan dahsyat dari suatu
titik tunggal dan membentuk alam semesta yang ada sekarang ini dengan saling
memisahkan diri. Jika kita bandingkan pernyataan ayat itu dengan teori Ledakan
Dahsyat, kita mengetahui bahwa ayat itu sepenuhnya cocok dengan teori tersebut.
Akan tetapi, baru abad ke-20, Ledakan Dahsyat baru dikemukakan sebagai teori
ilmiah.
Riset
menunujukan bahwa bintang-bintang dan galaksi-galaksi bergerak menjauh dari
kita dan saling menjauh, maksudnya alam semesta ini meluas. Ini menyiratkan
bahwa alm semesta terbukti berawal dari satu titik tunggal di masa lalu.
Meluasnya alam semesta itu merupakan salah satu bukti terpenting bahwa alam
semesta diciptakan daaari ketiadaan. Meskipun kenyataan ini belum ditemukan
oleh ilmu pengetahuan sampai abad ke-20, Allah telah menjelaskan kepada kita
dalam Al-Quran pada 1400 tahun silam
uä!$uK¡¡9$#ur $yg»oYøt^t/ 7&÷r'Î/ $¯RÎ)ur tbqãèÅqßJs9 ÇÍÐÈ
”Dan, langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami)
dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa. ” (al-Dzariyat :47)
2.
Penciptaan zat
Atom, unsur pembangun
zat, menjadi ada setelah terjadinya Ledakan Dahsyat. Atom-atom ini kemudian
mengumpul bersama-sama membentuk alam semesta dengan bintang, bumi, dan
matahari. Selanjutnya atom-atom tersebut membentuk kehidupan di bumi. Dengan
berkumpulnya atom-atom, segala yang kita lihat disekitar kita dan segala yang
bisa kita bayangkan itu memasuki kehidupan.
Selanjutnya, terbuat dan
apakah atom itu, yang merupakan unsur pembangun segala sesuatu, dan jenis
strukktur apa yang dimiliki oleh atom? Setiap atom mempunyai nukleus yang
mengandung proton dan neutron yang jumlahnya tertentu. Disamping itu, ada
elektron-elektron yang bergerak mengelilingi nukleus dalam suatu orbit yang
tetap dangan kecepatan 1000 km per detik. Jumlah elektron suatu atom sama
dengan jumlah protonnya karena proton yang bermuatan positif dan elektron yang
bermuatan negatif selalu seimbang satu sama lain. Jika salah satu dari jumlah
ini berbeda, tidak akan ada atom karena keseimbangan elektro-magnetiknya
terganggu. Nukleus atau inti atom, proton dan neutron yang ada di dalamnya, dan
elektron disekitarnya selalu bergerak mengelilingi inti atom dengan kecepatan
tertentu tanpa saling menyimpang.
Sangatlah jelas bahwa
kesatuan yang sangat teratur adn tertentu itu ada setelah peledakan dahsyat
yang berlangsung pada saat ketiadaan. Jika Ledakan Dahsyat itu merupakan
kebetulan dan tidak terkontrol, mestinya diikuti oleh kejadian acak dan
tersebarnya segala yang terbentuk itu dalam suatu kekacaubalauan yang luar
biasa dahsyatnya.
Sebenarnya, tatanan yang
tak bercacat telah berlaku di setiap tahap sejak awal keberadaaanny. Contohnya,
alam semesta terbentuk di tempat dan waktu yang berbeda, namun begitu
teroganisirnya sehingga alam semesta seakan-akan dihasilkan dari satu-satunya
pabrik dengan kesadaran masing-masing. Mula-mula, elektron mendapati sendiri
suatu nukleus dan mulai mengelilinginya, kemudian atom-atom menyatu untuk
membuat zat, dan semuanya menghasilkan objek-objek yang bermakna, bertujuan dan
masuk akal.
Semua ini merupakan
bukti kuat adanya Pencipta yang Maha Kuasa dan menunjukan kenyataan bahwa
segala sesuatu itu menjadi ada sesuai denagn kemauan-Nya kapan saja Dia
kehendaki. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ßöF{$#ur Èd,ysø9$$Î/ ( tPöqtur ãAqà)t `à2 ãbqà6usù 4 ã&è!öqs% ,ysø9$# 4 ã&s!ur Ûù=ßJø9$# tPöqt ãxÿZã Îû ÍqÁ9$# 4 ãNÎ=»tã É=øtóø9$# Íoy»yg¤±9$#ur 4 uqèdur ãNÅ6ptø:$# çÎ6yø9$# ÇÐÌÈ
”Dan Diala yang
menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataa-Nya di waktu
Dia berfirman: jadilah, lalu terjadilah’... dan ditangan-Nyalah segala
kekuasaan di waktu sangkakala ditiup...’ (Al-An’am: 73)
3.
Radiasi Latar
Kosmos
Di tahun 1948, George
Gamov muncul dengan gagasan lain tentang teori Ledakan Dahsyat itu. Ia
menyatakan bahwa setelah terbentuknya alam semesta melalui peristiwa ledakan
dahsyat, ada limpahan radaisi di alam semesta yang tertinggal karena peristiwa
ledakan ini.
Pada tahun 1965, dua
peneliti, Arno Penzias dan Robert Wilson, secara kebeulan menemukan
gelombang-gelombang ini. Radiasi ini, yang disebut ”radiasi latar kosmos”,
tampaknya tidak dipancarkan dari sumber tertentu, tetapi merambati seluruh
ruang angkasa. Jadi gelombang panas yangdiradiasikan secara merata dari
sekeliling ruang angkasa itu adalah sisa yang tertinggal dari tahap awal
Ledakan Dahsyat. Penzias dan Wilso mendapat penghargaan nobel atas penemuan
ini.
Di tahun 1989,
NASA mengirimkan satelit Cosmic Backgroun Explorer (COBE) ke ruang angkasa untuk meneliti radiasi latar
kosmos. Hanya membutuhkan delapan menit, scanner-scanner
satelit ini menguatkan pengukuran dari Penzias dan Wilson. Sebuah bukti
lain yang penting untuk teori ledakan dahsyat ialahjumlah hidrogen dan helium
di ruang angkasa. Dalam hitungan terakhir, konsemtrasi hidrogen-helium di alam
semesta sesuai dengan perhitungan konsentrasi hdrogen-helium yang merupakan
sisa dari ledakan dahsyat itu. Jika alam semesta tidak mempunyai permulaan dan
jika alam semesta ada karena keabadian tentu hidrogennya telah sepenuhnya
digunakan dan diubah menjadi helium.
B.
Terjadinya
Galaksi
Menurut fowler, kira-kira
12000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan
tidaklah seperti galaksi yang ada pada saat ini. Pada saat itu galaksi masih
merupakan kabut gas hidrogen yang sangat besar. Kabut gas hidrogen tersebut
bergerak perlahan-lahan dan berputar pada porosnya, sehingga seolah-olah
berbentuk bulat karena gaya beratnya. Kabut gas hidrogen mengadakan kontraksi
sehingga bagian luar dari kabut gas hidrogen tersebut banyak yang tertinggal.
Pada tempat-tempat yang berotasinya lambat atau berat jenisnya yang besar,
terbentuklah bintang-bintang. Gumpalan kabut hidrogen yang sudah menjadi
bintang juga melakukan kontraksi secara perlahan. Panas yang dipancarkan dari
biuntang-bintang yang terbentuk tadi suhunya makin menurun. Kemudian setelah
berjuta-juta tahun bintang tersebut mempunyai bentuk seperti benda langit
sekarang ini.
C.
Terjadinya Bumi
Dan Sistem Tata Surya
1. Hipotesis pasang-surut gas
Dua orang ilmuan dari
inggris, yaitu sir james m jeans dan harold jeffrey pada tahun 1917
mengemukakan bahwa sekitar dua miliar tahun yang lalu, matahari didekati oleh
sebuah bintang yang besar, tetapi tidak saling bertabrakan.karenagaya tarik
menarik, terjadilah tonjolan lidah api yang berpijar dan merupakan gas yang
panas. Bintang tersebut menjauh kemudian tonjolan lidah api yang berpijar dari
matahari tersebut lepas dari matahari. Bentuknya seperti cerutu, yang
ujung-ujungnya runcing. Inilah sebabnya bentuk-bentuk planet dimulai dari
kecil, misalnya merkurius, semakin membesar, seperti yupiter dan saturnus,
kemudian mengecil lagi seperti neptunus .
Mula-mula planet tersebut
mengorbit matahari dalam bentuk elips, dan semakin lama bentuk orbitnya
mendekati lingkaran. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan dengan debu-debu
kosmis pada waktu terjadinya tarik menarik antara matahari dan bintang.
Planet-planet itu sejak
awal telah mendingin. Proses mendinginnya berjalan lambat (untuk planet besar)
dan berjalan cepat (untuk planet kecil). Pada saat orbit masih berbentuk elips dan
ketika planet tesebut dekat dengan matahari, terjadilah gaya tarik menarik
antar planet dan matahari. Akibatnya banyak materi yang lepas dari planet dan
terjadilah satelit dari planet.
2. Teori Nebula ( Kabut )
Teori ini dikemukakan
oleh Immanuel Kant pada abad XVIII. Ia berpendapat bahwa sistem tata surya
terbentuk dari suatu nebula, yaitu kabut tipis yang sangat luas.
Teori nebula
menjelaskan bahwa anggota keluarga tata surya pada awalnya berbentuk massa gas
raksasa yang bercahaya dan berpuatar perlahan-lahan. Massa ini berangsur-angsur
mengecil dan mendekati bentuk bola. Rotasi massa semakin lama semakin lama
semakin tinggi hingga bagian tengahnya menggelembung. Akhirnya, lingkaran materi
itu terlempar keluar kemudian mendingin, mengecil, dan menjadi planet.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alam
semesta terjadi karena adanya ledakan dari titik tunggal yang bervolume nol ini. Ledakan
yang luar biasa dahsyatnya yang disebut Big
Bang
ini menandai dimulainya alam semesta.
Atom, unsur pembangun zat, menjadi ada setelah
terjadinya Ledakan Dahsyat. Atom-atom ini kemudian mengumpul bersama-sama
membentuk alam semesta dengan bintang, bumi, dan matahari. Selanjutnya
atom-atom tersebut membentuk kehidupan di bumi. Dengan berkumpulnya atom-atom,
segala yang kita lihat disekitar kita dan segala yang bisa kita bayangkan itu
memasuki kehidupan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
George Politzer, Principes Fondamentaux De Pizilosophie
(Paris: Edition Sociales, 1954)
·
Henry Margenau dan Roy
Abraham Varghese (Ed.), Cosmos, Bios,
Theos, La Salle (IL: Open Court Publishing, 1992)
·
Hugh Ross, The Finger Ring Of God (Orange, CA:
Promise Publishing Co., 1991)
·
Paul Davies, God And The New Phisics (New York: Simon
& Schuster, 1983)
·
S. Jaki, Cosmos And Creator Regnery Getway
(Chicago, 1980)
·
Stephen W. Hawking, A Brief
History Of Time (Bantam Books, 1988)
·
Stephen W. Hawking, Evreni Kucklayan Karinca (Alkim
Kkitapcilik Ve Yayincilik, 1993)
0 komentar:
Posting Komentar