BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dengan munculnya berbagai teknologi yang
canggih, belum lagi dengan adanya berbagai macam pekerjaan yang disadari atau
tidak disadari ini menjadi sebuah tantangan hidup bagi insan di dunia yang
memerlukan pemahaman dan kesadaran akan adanya hal tersebut. Dengan ini
perlu adanya sebuah pemahaman, pengarahan dan menumbuhkan kesadaran pada
peserta didik di Madrasah. Hal ini harus dilakukan oleh seorang guru karena
betapa pentingnya kesadaran akan kemajuan zaman dan berbagai macam kegiatan
atau pekerjaan di sekitar lingkungan peserta didik yang nantinya akan memicu
pada karir yang menjadi sebuah cita dari peserta didik. Pemikiran inilah yang
menjadi latar belakang betapa pentingnya seorang guru mampu memahami bimbingan
karir dan jabatan yang kemudian dapat dijadikan sebuah transformasi kepada
peserta didik di Madrasah untuk memunculkan kesadaran akan pentingnya hal
tersebut.
Oleh karena itu, uraian lebih jelasnya akan dibahas pada bab berikutnya.
B.
Rumusan masalah
Dari
latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil ialah:
1.
Apakah pengertian dan
tujuan bimbingan karir dan jabatan?
2.
Bagaimana strategi dan
teknik dalam bimbingan karir dan jabatan?
3.
Bagaimanakah hubungan
antara bimbingan karir dan jabatan dengan Islam?
4.
Mengapa bimbingan karir
dan jabatan sangat penting bagi siswa?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan bimbingan karir dan jabatan
2. Untuk mengetahui strategi dan teknik dalam bimbingan karir dan jabatan
3. Untuk mengetahui hubungan antara bimbingan karir dan jabatan dengan Islam
4. Untuk mengetahui pentingnya bimbingan karir dan jabatan bagi siswa
BAB II
PEMBAHASAN
(BIMBINGAN KARIR DAN BIMBINGAN JABATAN)
A. Pengertian Bimbingan Karir dan Jabatan
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan berasal dari kata “guidance”
yang berarti petunjuk, bimbingan, pedoman. Sedangkan menurut istilah, Bimbingan
adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan dalam hidupnya
agar individu atau sekumpulan individu tersebut dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya.[1] Pertolongan
itu merupakan hal yang pokok dari suatu bimbingan. Pertolongan di sini
merupakan pemberian arah dengan diutamakan kepada keadaan yang dibimbingnya.
Bimbingan merupakan suatu proses teknis
yang teratur, bertujuan untuk menolong individu dalam memilih penyelasaian yang
cocok terhadap kesukaran yang dihadapinya.[2] Bimbingan dapat diberikan kepada seorang
individu atau sekumpulan individu. Ini berarti bimbingan dapat diberikan kepada
siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang umur. Dengan demikian maka bidang
gerak dari bimbingan tidak hanya pada anak-anak ataupun remaja namun juga dapat
mencakup orang dewasa.
2. Pengertian Karir
Karir adalah merupakan pekerjaan, atau profesi
(Hornby, 1957).[3] Kata karier ini berasal
dari bahasa Belanda, yaitu carriere yang berarti perkembangan dan kemajuan
dalam pekerjaan seseorang. Ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan
tertentu. Karier juga merupakan
istilah yang didefinisikan oleh Kamus
Besar Bahasa Indonesia sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan
seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah
pekerjaan yang mendapatkan imbalan
berupa gaji maupun uang.
Pengertian lain menyebutkan bahwa karir adalah kebutuhan yang harus terus
ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemauan
kerjanya. Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir
tenaga kerja, menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta
melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal.
Sehingga apabila seseorang ingin mempunyai kemauan kerjanya yang tinggi, maka
dia harus terus menumbuhkan dan memberikan, menjadi kebutuhan. Yakni karier itu
kepada dirinya. Misalnya seorang guru, apabila ia ingin kemampuannya baik, maka
ia harus menumbuhkan etika (aturan) profesi keguruan itu sendiri dalam dirinya
(sebagai suatu kebutuhan).
Karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman
dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian
aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang
individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika
ditinjau dari sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana
organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju efektivitas karir yang
merupakan batas dimana rangkaian dari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan
seorang individu. Misalnya, dalam menjalankan proses perkuliahan, dimana itu
merupakan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan dalam
mencapai dunia karier yang terus berkelanjutan.
3. Pengertian Bimbingan Karir dan Jabatan
Menurut Hatari (1983) dalam Sukardi (1992), bimbingan vakasional
atau jabatan adalah pelayanan yang berpusat pada pemberian informasi kepada
konseli. Hal yang diutamakan dalam pelayanan ini adalah penyeberluasan
informasi jabatan dan pasar kerja.
Istilah bimbingan karir mengandung konsep yang lebih luas. Bila
bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang sangat menentukan pekerjaan
tertentu, bimbingan karir menitikberatkan kepada perencanaan kehidupan
seseorang dengan mempertimbangkan keadaan diri dan lingkungannya agar individu
memperoleh peranan positif yang layak dilaksanakan dalam masyarakat.
Sehingga bimbingan pekerjaan merupakan suatu proses
pembantuan terhadap individu untuk menumbuhkan dan menerima gambaran tentang
dirinya secara keseluruhan dan cocok baginya dalam lapangan pekerjaan,
disamping menolongnya untuk mengalami gambaran tersebut dalam alam nyata dan
mengubahnya kepada fakta nyata sedemikian rupa sehingga menjamin baginya
kebahagiaan dan manfaat bagi masyarakat. Bimbingan karir pada hakekatnya
merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu
individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah
karir.
Dr. H. Moh. Surya, (1981 dan 1983), menyebutkan bahwa
penyuluhan karir merupakan teknik bimbingan karir melalui pendekatan individual
dalam serangkaian wawancara penyuluhan (counseling interview). Penyuluhan ini
merupakan pengkhususan kegiatan penyuluhan dalam masalah khusus yaitu masalah
karir.[4] Bimbingan
karir dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berpusat pada
masalah (problem oriented) dan pendekatan yang berpusat pada
pengembangan (developmental oriented).[5]
Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah yaitu pada
sekolah tingkat menengah pertama dan atas. Kurikulum 1984 merumuskan bimbingan
karir sebagai proses bantuan kepada individu agar memproleh pemahaman diri dan
dunia kerja agar ia mampu mengarahkan diri ke suatu bidang kehidupan yang
sesuai dan selaras dengan dirinya dan masyarakat.
Bimbingan karir juga merupakan suatu proses membentuk seseorang
untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran
tentang dunia kerja itu untuk akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan,
memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut (Natawidjaja, 1991)
Definisi dari The National Guidance Association, diadopsi dari
Super (1951), adalah “proses membantu seseorang mengembangkan menerima gambaran
diri yang terintegrasi dan kuat dan peranannya dalam dunia kerja, mengetes
konsepnya dalam realitas, dengan kepuasan bagi dirinya dan keuntungan bagi
masyarakat” (Sears, 1982).
Bimbingan karir adalah bantuan layanan yang diberikan kepada
individu-individu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan
dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan daripadanya (Dewa Ketut Sukardi 1987: 22).
Menurut Gibson & Mitchell, Bimbingan Karir sebagai proses
perkembangan yang berkelanjutan yang membantu individu-individu dalam rangka
persiapan karir hidupnya melalui intervensi kurikulum secara aktif yang
memungkinkan mereka bisa membuat perencanaan karir, pembuatan keputusaan,
menguasai perkembangan keterampilan, informasi karir dan pemahaman diri.
Sedangkan menurut Herr (Marinhu, 1988), bimbingan karir adalah
suatu program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik atau
layanan-layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu dan berbuat atas
pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan dan waktu luang serta mengembangkan keterampilan-keterampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola
perkembangan karirnya. [6]
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa bimbingan karir adalah suatu proses usaha membantu siswa untuk mengenal
potensi dirinya seperti: bakat, minat, kelebihan dan kekurangannya serta mampu
memperkenalkan seluk beluk dunia kerja dan berbagai jenis pekerjaan yang
diminatinya sesuai dengan cita-cita siswa sehingga siswa dapat menemukan
pekerjaan yang tepat.
B. Tujuan Bimbingan Karir
Secara
rinci tujuan dari bimbingan karir ialah membantu siswa agar:
1. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama
yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai kemampuan, bakat,
sikap, cita-citanya.
2. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada
dirinya dan yang ada dalam masyarakat.
3. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan
dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan
latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, mengetahui hubungan usaha
dirinya yang sekarang sengan masa depannya.
4. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang
disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan
untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut
5. Para siswa dapat merencanakan masa depannya serta
menemukan karir dan kehidupannya yang serasi dan sesuai. (Depdikbud, petunjuk
pelaksanaan bimbingan karir, 1985).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan konseling karir di sekolah untuk mengarahkan dan memberikan referensi
bagi siswa tentang dunia kerja, mensinkronisasikan dengan kemampuan yang
dimilikinya, serta dapat menyesuaikan dengan minat dan bakatnya, selain itu
untuk mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada, persyaratan apa yang
dituntut untuk pekerjaan itu.
C. Penyelenggaraan Bimbingan Karir
Cara pelaksanaan Bimbingan Karir di
Sekolah terdiri dari dua macam tehnik pendekatan, yaitu pendekatan individual
dan pendekatan kelompok.
1. Pendekatan Individual
Pendekatan
Individual yaitu dengan cara melalui penyuluhan karier. Bantuan dengan
penyuluhan karier melalui dua cara yaitu:
a. Konseling tentang pemecahan kesulitan dengan tujuan
mengatasi masalah yang dihadapi siswa.
b. Bantuan perorangan agar masing-masing siswa dapat
memahami dirinya, memahami dunia kerja dan mengadakan penyesuaian antara
dirinya dengan dunia kerja.
2. Pendekatan Kelompok
Pendekatan
kelompok dalam Bimbingan Karir akan memungkinkan masalah yang bersangkut paut
dengan karir dapat ditangani untuk semua siswa di Sekolah. Supaya memiliki
keterampilan dalam proses pengambilan keputusan mengenai apa yang
dicita-citakan pekerjaan, jabatan atau karir yang utama di masa depan. Untuk
mencapai tujuan itu, siswa perlu memahami dirinya sendiri dan lingkungannya
serta dapat mengambil keputusan yang bemakna bagi dirinya.
Berdasarkan
kelompok dalam Bimbingan Karir di Sekolah nampaknya menjadi suatu pendekatan
bimbingan yang esensial karena dapat memberikan bantuan layanan kepada semua
siswa di Sekolah. Maka dari itu pendekatan kelompok dalam Bimbingan Karir dapat
meningkatkan konselor propesional secara maksimal.
Adapun
cara yang dilakukan dalam cara pelaksanaan bimbingan karir di sekolah dengan
menggunakan pendekatan kelompok yaitu dengan cara:[7]
a. Disusun dalam suatu paket tertentu, yaitu paket
bimbingan karir. Setiap paket merupakan modul utuh yang terdiri dari berbagai
macam topik bimbingan. Berkaitan dengan hal ini, pihak yang berwenang, yaitu
Depdikbud telah mengeluarkan paket yang dikenal dengan paket bimbingan karir
yang terdiri dari lima paket, yaitu:
1) Paket I mengenai pemahaman diri, yang terdiri dari; a)
pengantar pemahaman diri, b) bakat, potensi, dan kemampuan, c) cita-cita atau
gaya hidup, d) sikap. Dalam pelaksanaannya siswa dituntut Untuk dapat
mencapai hal tersebut, sehingga dapat mengetahui serta memahami keadaan
dirinya.
2) Paket II mengenai nilai-nilai; mencakup a) nilai
kehidupan, b) saling mengenal dengan nilai orang lain, c) pertentangan
nilai-nilai dalam diri, d) pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain,
e) nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyarakat, dan f)
bertindak atas nilai-nilai sendiri.
3) Paket III mengenai pemahaman lingkungan; yang mencakup
berbagai aspek mengenai a) informasi pendidikan, b)kekayaan daerah dan
pengembangannya, dan c) informasi jabatan.
4) Paket IV mengenai hambatan dan dara mengatasi
hambatan yang terdiri dari a) faktor pribadi, b) faktor lingkungan, c) manusia
dan hambatan, dan c) cara-cara mengatasi hambatan.
5) Paket V mengenai perencanaan masa depan, mencakup
hal-hal yang berkaitan dengan a) menyusun informasi diri, b) mengelola
informasi diri, c) mempertimbangkan alternatif, d) keputusan dan rencana, dan
e) merencanakan masa depan.
b. Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan secara
intruksional. Dengan demikian bimbingan karir tidak dilaksanakan secara khusus,
tetapi dipadukan dengan kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan hal ini
setiap guru dapat memberikan bimbingan karir pada saat-saat memberikan pelajaran
yang berhubungan dengan suatu karir tertentu.
c. Bimbingan karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran
unit. Jika ini yang ditempuh maka kegiatan bimbingan karir direncanakan dan di
programkan oleh sekolah.
d. Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan pada hari-hari
tertentu yang disebut hari karir atau career day. Pada hari
tersebut semua bimbingan karir dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karir
yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap tahun.
e. Karyawisata karir yang diprogramkan oleh sekolah.
Obyek karyawisata karir ini seharusnya harus berkaitan dengan pengembangan
karir siswa. Dengan karyawisata karir ini siswa akan dapat mengetahui dengan
tepat apa yang ada dalam kenyataannya. Karena karyawisata ini dikaitkan dengan
pengembangan karir, maka pemilihan objek harus dipikirkan secara matang.
D. Teori-Teori Pemilihan Karir
Bimbingan karir bukanlah hanya tertumpu pada
perencanaan dan pengambilan keputusan atas dasar pemecahan yang logis dan
rasional, tetapi berkaitan dengan perkembangan yang mengarah pada aktualisasi
diri. Hal ini berarti bahwa bimbingan karir haruslah memperhatikan pemilihan
karir dan perkembangan karir ditinjau dari aspek psikologis tertentu. Untuk itu
proses bimbingan karir beranjak dari konsep teori-teori pemilihan karir yang
dikemukakan oleh para ahli.
Dalam teorinya David Tiedeman mengemukakan bahwa
keputusan untuk memilih suatu pekerjaan tertentu adalah merupakan rentetan
akibat dari keputusan-keputusan yang diambil individu pada tahap-tahap
kehidupannya terdahulu. Pengambilan keputusan sangat erat kaitannya dengan
periode antisipasi dan periode implementasi.[8]
1. Periode antisipasi
a. Tahap eksplorasi
Dalam
tahap eksplorasi, sejumlah perbedaan alternatif atau kemungkinan tujuan
dipertimbangkan. Berbagai kemungkinan yang akan dicapai digabung-gabungkan dan
dipertimbangkan untuk menetapkan atau memutuskan suatu pilihan. Pada tahap ini,
individu mencoba untuk mengadakan penilaian diri berkaitan dengan berbagai
alternatif yang diperkirakan bisa dicapai untuk mencapai tujuan.
b. Tahap kristalisasi
Dengan
terjadinya penilaian diri dari berbagai kemungkinan, maka terjadilah suatu pola
dalam bentuk alternatif dan segala konsekuensinya, disebut dengan kristalisasi.
Pada tahap ini segala alternatif kemungkinan pekerjaan yang dicapai sudah cukup
jelas.
c. Tahap pemilihan
Tahap
pemilihan akan berlangsung dengan stabilnya kristalisasi. Masalah-masalah
individu yang berorientasi pada tujuan yang relevan, yaitu individu mulai
mengorganisasi dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai pilihan
untuk masa datang.
d. Tahap spesifikasi atau klarifikasi
Dalam
tahap ini individu meneliti kesempatan yang lebih luas dan mendalam, sehingga
ia mengemukakan sesuatu (dalam khayalan) yang lebih baik dan sempurna untuk
masa mendatang sehingga menghasilkan kemampuan bertindak yang nyata dan
terarah.
2. Periode implementasi dan penyesuaian
a. Tahap induksi
Tahap ini
dimulai dari pengalaman dan kesimpulan yang teliti. Individu mengorganisasi
lapangan kerja yang bersumber dari tujuan-tujuan tertentu kedalam interaksi
dengan masyarakat.
b. Tahap transisi
Pada
tahap ini, orientasi yang diutamakan disesuaikan dengan penetapan tujuan yang
diambilnya. Dalam tahap ini adanya kemungkinan bahwa individu akan menyimpang
arah.
c. Tahap memelihara atau mempertahankan
Dalam
tahap ini, individu memelihara atau mempertahankan keputusan yang telah
diambilnya. Prospek terhadap usahanya telah menuju kepada status dimasa
mendatang dan untuk seterusnya akan menjadi pembinaan karir.
E.
Bimbingan Karir dalam Islam
Menurut Faqih (2001), bimbingan karir Islami adalah proses
pemberian bantuan terhadap individu agar dalam proses mencari pekerjaan dan
bekerja senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.[9]
Hal ini tentunya membuat manusia menyadari kembali eksistensinya sebagai
makhluk Allah yang memang seharusnya dalam mencari dan melakukan pekerjaan
senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah dalam rangka mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat sebagai tujuan akhir manusia.
F.
Pentingnya Bimbingan
karir dan Jabatan bagi siswa
Bimbingan
karir dan jabatan adalah hal yang sangat urgent untuk mengarahkan siswa
sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya. Pemilihan karir yang tepat
pada siswa, akan memberikan kepuasan dan akan meraih hasil yang maksimal.
Sebaliknya, kekeliruan pada pemilihan karir, akan berdampak secara luas pada
kehidupan seseorang selanjutnya, yang kemungkinan akan menurunkan prestasi
bahkan frustasi dan gangguan psikologis, karena ketidakmampuan beradaptasi,
hasil yang diperoleh tidak maksimal, tertutupinya bakat-bakat bawaan yang
sebenarnya lebih dominan dan lain-lain.
Sebagai hasil dari proses pendidikan
karir di sekolah ini, lebih lanjut Winkel & Hastuti (2010:671) merumuskan
bahwa peserta didik pada masing-masing jenjang pendidikan sekolah diharapkan
akan:
a.
Memiliki bekal
akademik, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan fluktuasi perubahan dalam
masyarakat.
b.
Mempunyai tata cara
bekerja yang baik dan tepat dalam melakukan apa saja (good work habits).
c.
Berpegang pada nilai –
nilai yang mendorong mereka mau bekerja keras.
d.
Menguasai cara yang
tepat untuk mengambil keputusan tentang jabatan dan melamar pekerjaan di pasar
kerja.
e.
Memiliki keterampilan
umum serta yang memungkinkan untuk mengikuti program latihan lebih luas dan
mendalam dalam lingkungan jabatannya kelak (trainable).
f.
Dan sudah mengambil
keputusan, berdasarkan pertimbangan matang terhadap data dan fakta tentang diri
sendiri serta penawaran kesempatan memperoleh pendidikan tambahan, sebelum akan
memasuki lingkungan suatu jabatan.
Melihat
begitu pentingnya serta banyak manfaaat dari bimbingan karir ini, sehingga
diharapkan setiap anak (siswa) terutama pada usia sekolah menengah harus
mendapatkannya. Bantuan yang diberikan akan membantu mereka dalam menjalani
hidup penuh dengan penerimaan, sesuai dengan minat dan bakatnya, dan diharapkan
akan memberikan hasil yang maksimal, karena karir yang dipilihnya merupakan
potensi yang dimilikinya. Sehingga tidak ada lagi kata-kata, “bakat yang
terpendam”.
KESIMPULAN
Dari
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu proses
usaha membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya seperti: bakat, minat,
kelebihan dan kekurangannya serta mampu memperkenalkan seluk beluk dunia kerja
dan berbagai jenis pekerjaan yang diminatinya sesuai dengan cita-cita siswa
sehingga siswa dapat menemukan pekerjaan yang tepat.
Sedangkan
tujuan bimbingan konseling karir di sekolah adalah untuk mengarahkan dan
memberikan referensi bagi siswa tentang dunia kerja, mensinkronisasikan dengan
kemampuan yang dimilikinya, serta dapat menyesuaikan dengan minat dan bakatnya,
selain itu untuk mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada,
persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu.
Penyelenggaraan
bimbingan karir dan jabatan ini dibagi menjadi 2, yaitu pendekatan kelompok dan
pendekatan individual yang dalam pelaksanaaanya adalah melalui periode dan
tahap-tahapnya sehingga dapat tercapai tujuan dari bimbingan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-4 (Balai Pustaka,
2008).
Gunawan,Yusup
dkk. Pengantar Bimbingan Konseling: buku panduan mahasiswa. Jakarta: PT
Gramedia. 1992.
Hana, Attia
Mahmud. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan I. Jakarta: Bulan Bintang.
1978.
Rahma,
Ulifa. Bimbingan Karier Siswa. Malang: UIN Maliki Press. 2010.
Sukardi, Dewa
Ketut dan Desak Made Sumiati. Tes dalam Konseling Karir. Surabaya :
Usaha Nasional. 1994.
Walgito,
Bimo. Bimbingan dan Konseling (studi dan karir). Yogyakarta: Andi
Offset. 2004.
Walgito,
Bimo. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset. 1986.
[1] Bimo Walgito, Bimbingan
dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1986), 10.
[3] Bimo Walgito, Bimbingan
dan Konseling (studi dan karir), (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hal
194
[4] Dewa
Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Tes dalam Konseling Karir (Surabaya
: Usaha Nasional, 1994), 7.
[5] Yusup
Gunawan, dkk, Pengantar Bimbingan Konseling, buku panduan mahasiswa (Jakarta:
PT Gramedia, 1992), 48.
[6] Ulifa Rahma, Bimbingan
Karier Siswa (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 15.
[9] Ulifa Rahma, Bimbingan
Karier Siswa, 28.
0 komentar:
Posting Komentar