RSS

Makalah Evaluasi Bimbingan dan Konseling




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan, dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini.
Adapun dampak negatif dari globalisasi, terjadinya keresahan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan, dan frustasi. Dengan demikian, kita harus sadar bahwa hidup dan kehidupan kita berhiaskan masalah. Namun, dengan niat yang kuat serta pemberian bantuan dari konselor dalam lingkup bimbingan konseling maka akan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu benang merah bahwa kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling mutlak perlu dan harus ada pada setiap satuan pendidikan. Sesuai dengan penyempurnaan kurikulum serta tuntutan era globalisasi dituntut Guru Bimbingan dan Konseling yang profesional.
B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari Bimbingan dan Konseling?
2.    Apa saja persyaratan seorang konselor sekolah dan tugas-tugasnya?
3.    Apa tujuan dan fungsi dari Bimbingan Konseling?
4.    Bagaimana bentuk layanan Bimbingan Konseling di Sekolah?
C.      Tujuan Pembahasan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari Bimbingan dan Konseling.
2.    Untuk mengetahui persyaratan seorang konselor sekolah dan tugas-tugasnya.
3.    Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Bimbingan Konseling.
4.    Untuk mengetahui bentuk layanan Bimbingan Konseling di Sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

A.       Bimbingan dan Konseling
1.    Bimbingan
Istilah bimbingan digunakan sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris “Guidance” yang diartikan sebagai usaha mendorong orang lain atau siswa untuk mengembangkan pandangannya tentang dirinya sendiri, orang lain, dan masyarakat sekitarnya agar mampu menganalisa masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang dihadapinya dengan menetapkan sendiri keputusan terbaik dalam menyelesaikan masalah dan kesukaran yang dihadapinya itu.
Pengertian bimbingan tersebut mengandung dua arti, yaitu: (1) memberikan informasi. Artinya, memberikan bimbingan itu sama halnya dengan menyajikan pengetahuan, informasi, atau nasehat yang dapat membantu seseorang dalam membuat suatu pilihan atau mengambil suatu keputusan; dan (2) menuntun atau mengarahkan ke arah suatu tujuan yang spesifik.
Dengan demikian dapat dimaknai bahwa secara tidak langsung bimbingan bersentuhan dengan pendidikan. Jadi, bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu mengembangkan potensi (bakat, minat, dan kemampuan) yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan, sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain.
Pelaksanaan bimbingan perlu memperhatikan prinsip berikut ini:
a.    Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
b.    Bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing.
c.    Pemahaman keragaman dan kemampuan individu yang dibimbing dangat diperlukan dalam pelaksanaan bimbingan.
d.   Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang memecahkannya.
e.    Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai kebutuhan individu atau masyarakat yang akan dibimbing
f.     Program bimbingan harus sesuai dengan program sekolah dimana bimbingan itu berlangsung
g.    Pengelola dan penanggung jawab bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian di bidang bimbingan dan penyuluhan.
h.    Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan bimbingan untuk mengetahui kegagalan dan keberhasilan sehingga dapat ditindak lanjuti dalam penyelesaian masalah yang diperlukan.
Obyek-obyek bimbingan dan penyuluhan di sekolah secara umum meliputi:
a.    Perkembangan pribadi dan penyesuaian diri pada pemahaman diri sendiri.
b.    Kemajuan dalam pendidikan dan penyesuaian, meliputi:
-       Pemilihan terhadap bidang studi dan jurusan yang sesuai dengan kebutuhan, minat, kemampuan pribadi, dan kondisinya.
-       Pemilihan terhadap berbagai jenis pendidikan lanjutan yang sesuai.
c.    Perkembangan yang berkaitan dengan pekerjaan dan jabatan.
-       Informasi mengenai berbagai kemungkinan pekerjaan, jabatan, atau karir.
-       Pengetahuan mengenai lapangan kerja, untuk mengarahkan bakat-bakat dan minatnya.
d.   Follow-up setelah meninggalkan sekolah.
-       Penelitian yanga ada kaitannya dengan kebutuhan murid efektivitas dari kurikulum sekolah lanjutan.
-       Evaluasi dari program bimbingan dan penyuluhan.
2.    Konseling
Konseling merupakan salah satu teknik atau layanan dalam bimbingan, tetapi merupakan teknik inti atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan yang mendasar, yaitu mengubah sikap. Yang mana sikap tersebut mendasari perbuatan, pemikiran, pandangan, perasaan, dan lain-lain.
Konseling adalah usaha yang dilakukan konselor untuk membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
Konselor adalah seseorang yang berkewajiban membantu seeorang (klien) yang megalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan proses belajar yang dialaminya maupun kesulitan-kesulitan pribadi yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
Tugas konselor di sekolah adalah memahami siswa. Konselor perlu memberikan cara-cara yang perlu diterapkan dalam upaya membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain adalah:
a.    Menerangkan kepada siswa tentang tujuan belajar serta hubungannya dengan kehidupan siswa kelak.
b.    Mengusahakan adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar baik yang berada di dalam maupun di luar kelas.
c.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif selama mengikuti program belajar.
d.   Memberikan umpan baik kepada siswa tentang kemajuan belajaranya serta kesalahan-kesalahan yang telah ia lakukan, yang merupakan penguat bagi para siswa.
e.    Memberikan tugas-tugas yang merupakan tantangan bagi siswa sesuai dengan kemampuannya.
f.     Meminta siswa untuk membuat catatan tentang hasil belajarnya. Yang dapat membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar.
Dilihat dari karakteristiknya, maka konselor profesional itu memiliki empat unsur:
a.    Kualitas pribadi konselor
b.    Keterampilan-keterampilan antar pribadi yang dimiliki konselor
c.    Keterampilan-keterampilan membedakan dan konseptualitas yang dimiliki konselor.
d.   Keteram[pilan-keterampilan intervensi yang dimiliki konselor.
Kualitas-kualitas pribadi konselor yang memberikan kontribusi terhadap konseling profesional, yaitu:
a.    Niat baik untuk mensejahterakan orang lain
b.    Mampu hadir untuk orang lain
c.    Memahami dan menerima kemampuan pribadi seseorang
d.   Mau dikritik dan mau mengambil resiko dari kesalahn, kemudia memperbaikinya
e.    Menghormati dan mengapresiasi diri
f.     Mau memberikan model untuk klien
g.    Berorientasi pada pertumbuhan
h.    Mengetahui bahwa seseorang itu menghendaki gaya konseling yang sesuai dengan kepribadian orang tersebut.
B.       Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling
Belkin mengemukakan terdapat 6 prinsip untuk menegakkan bimbingan konseling: (1) konselor harus memulai kariernya sejak awal dan memiliki kesiapan untuk melakukan program konseling; (2) konselor selalu mempertahankan sikap profesional tanpa mengganggu keharmonisan antar konselor dengan personal sekolah lainnya; (3) konselor bertanggung jawab untuk memahami perannya sebagai konselor dan mengaplikasikannya dalam kegiatan nyata; (4) konselor bertanggungjawab terhadap kondisi siswa/klien; (5) konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu peserta didik yang mengalami masalah; (6) konselor harus bisa bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah dan seluruh tenaga pendidik.
1.    Tugas-tugas Konselor Sekolah
Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antara konselor dengan konseli (klien) yang bermasalah, dimana pembimbing (konselor) membantu klien dalam memecahkan masalahnya dan mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku.
Tugas konselor adalah mengusahakan perubahan sikap yang dimanifestasikan dalam tingkah laku tertentu didasari oleh sikap tertentu pula. Perubahan tingkah laku tanpa perubahan sikap yang mendasarinya mungkin akan bersifat sementara saja, jika ada tekanan dari luar atau karena sesuatu, maka perubahan itu lebih bersifat permanen, sebab perubahan sikap terjadi atas penemuan dan pemahamannya sendiri.
Seorang konselor sekolah harus bertanggung jawab atas kesalahan, kesejahteraan, pendidikan, dan kebutuhan sosial anak, dan ikut dalam kegiatan sekolah secara menyeluruh, khususnya mendampingi kepala sekolah dalam menentukan berbagai kebijakan pendidikan. Konselor sekolah juga bertugas mengadakan pertemuan dengan guru pembimbing atau petugas lainnya dalam hubungan dengan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah.
Secara umum konselor sekolah mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:
a.    Bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan konseling di sekolah.
b.    Mengumpulkan dan menyusun data, mengolah data yang kemudian dapat dipergunakan oleh semua petugas bimbingan di sekolah.
c.    Memilih dan menggunakan berbagai instrumen tes psikologi untuk memperoleh berbagai informasi mengenai bakat, minat, kepribadian, dan intelegensi siswa.
d.   Melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual.
e.    Membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan, menyusun, dan mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan pendidikan, pekerjaan, jabatan, dan karier.
f.     Melayani orang tua/wali murid yang ingin mengadakan konsultasi tentang anak-anaknya.
2.    Persyaratan Konselor Sekolah
Pekerjaan seorang konselor (penyuluh) sekolah bukanlah pekerjaan yang ringan, tetapi pekerjaan yang membutuhkan keahlian, setiap individu yang dihadapi satu dengan yang lainnya memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda. Pada situasi tertentu, seorang penyuluh terkadang harus berperan sebagai seorang teman, dan pada situasi berikutnya berperan sebagai pendengar yang baik, atau bahkan sebagai pembangkit semangat, atau peranan-peranan lain yang dituntut oleh klien dalam proses penyuluhan.
Oleh karena itu seorang konselor harus memenuhi persyaratan tertentu misalnya persyaratan pendidikan formal, kepribadian, dan latihan atau pengalaman khusus. Diantara sikap yang harus dimiliki oleh seorang konselor adalah:
a.    Penerimaan (acceptance), penerimaan itu mengandung:
-       Kesediaan untuk menerima adanya perbedaan-perbedaan antar individu dalam beerbagai macam bentuk dan segi.
-       Suatu realita bahwa pengalaman-pengalaman yang berlangsung dari setiap orang merupakan pola yang kompleks/majemuk dari pikiran, perasaan, dan usaha-usahanya.
b.    Penuh pemahaman (understanding), artinya dapat menangkap dengan jelas maksud dan arti yang ditampilkan oleh klien.
c.    Kesungguhan (sincerity), artinya keserasian antara apa yang dikatakan oleh konselor dengan apa yang ia kerjakan, dan siapa ia sebenarnya. konselor mampu menampilkan jati dirinya yang sesungguhnya.
d.   Kemampuan berkomunikasi (communication), yaitu mengkomunikasikan pemahamannya tentang bagaimana klien berusaha untuk mengekspresikan diri dan melakukannya dengan hangat dan sungguh-sungguh, komunikasi dibangun sesuai karakteristik dan kebutuhan klien. Komunikasi yang dilakukan hendaknya menurut standar-standar etika.
C.       Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling
1.    Tujuan Bimbingan Konseling
Secara umum, tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan konseling di sekolah ialah kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif, kesanggupan hidup bersama dengan orang lain, dan keserasian cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya.
Secara rinci, tujuan program bimbingan konseling di sekolah adalah:
a.    Membantu para siswa untuk lebih mengenal sekolahnya, kesempatan-kesempatan pendidikan yang berguna baginya, tuntutan sekolah beserta tanggung jawab yang harus dipikulnya.
b.    Membantu siswa untuk menyadari betapa pentingnya pemikiran dan perencanaan kariernya di masa depan, serta mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk membuat rencana karier yang didasarkna atas kemampuan dirinya sendiri.
c.    Membantu siswa untuk memiliki pengertian tentang berbagai kekuatan yang menyebabkan terjadinya berbagai perubahan dalam dunia pendidikan, pekerjaan, jabatan/karier, dan industri serta pengaruhnya terhadap masa depan.
d.   Membantu memberikan semangat kepada siswa untuk memilih dan menentukan lapangan studi serta pekerjaannya di masa depan.
e.    Mendiskusikan dengan orang tua siswa mengenai kariernya di masa depan, agar ia dapat memperoleh suatu kepastian dalam memilih program studi yang sesuai dengan potensi, bakat, dan minatnya.
f.     Membantu siswa dalam mengukur dan memahami potensi, bakat, dan minatnya, serta berbagai kelemahan yang dimilikinya. Sehingga ia dapat menggunakan kesempatan yang ada dan merencanakan secara bijaksana untuk masa depannya.
g.    Membantu siswa untuk lebih mengenal lingkungan sekitarnya, terutama lapangan kerja, jabatan/karier, dan serta lapangan pendidikan.
h.    Menunjukkan kepada siswa aspek kerja sama dalam masyarakat. Misalnya bagaimana para pekerja dalam suatu industri.
i.      Membantu siswa mengenai berbagai kasus atau latihan tertentu berdasarkan kekuatan dan kelemahan siswa.
j.      Membantu siswa untuk memilih salah satu atau sebagian dari keseluruhan rencana karier yang ditetapkannya, yang selaras dengan potensi, bakat, dan minatnya.
k.    Membantu siswa untuk lebih memahami arti dan cara belajar serta kebiasaan bekerja yang efektif dan efisien.
l.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan realisasi tentang penggunaan waktu luangnya secara bijaksana.
m.  Menunjukkan kepada siswa bagaiman suatu rencana karier yang telah disusun dengan baik, kadang-kadang gagal dan tidak memberikan hasil yang diinginkan.
n.    Membantu siswa untuk memperoleh pengertian yang lebih baik tentang kualitas perbedaan individual.
o.    Berusaha menemukan kebutuhan-kebutuhan siswa.
p.    Membantu orang tua/wali siswa, guru bidang studi dan staf sekolah lainnya untuk lebih memahami tentang berbagai kebutuhan anak.
q.    Memberikan informasi kepada semua pihak demi tercapainya tujuan bimbingan konseling secara maksimal, serta memberikan kesadaran mengenai berbagai permasalahan tentang bimbingan.
2.    Fungsi Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
a.    Fungsi pemahamna individu, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu untuk menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.
b.    Fungsi pencegahan dan pengembangan, merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki individu.
c.    Fungsi membantu memperbaiki penyesuaian diri, merupakan fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
Sedangkan Wingkel dan Hastuti mengatakan fungsi pokok layanan bimbingan dan konseling di sekolah ialah:
a.    Penyaluran, yaitu membantu peserta didik mendapatkan program studi yang sesuai dengannya berdasarkan kurikulum pengajaran yang disediakan di sekolah.
b.    Penyesuaian, yaitu membantu peserta didik menemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi.
c.    Pengadaptasian, yaitu sebagai narasumber bagi tenaga pendidik yang lain di sekolah. Khususnya pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal mengarahkan rangkaian kegiatan pendidikan dan pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Fungsi bimbingan konseling di atas masih harus disesuaikan dengan fungsi pengajaran, karena fungsi bimbingan dan fungsi pengajaran keduanya mengarah pada tujuan yang sama, yaitu perkembangan optimal peserta didik dalam belajar. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan fungsi ini konselor perlu bekerjasama dengan tenaga pendidik lainnya di dalam maupun di luar sekolah.
3.    Layanan Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling di sekolah secara kongkrit berhadapan langsung dengan siswa yang memerlukan bantuan atau pertolongan dalam memecahkan berbagai masalah dan kesukaran yang dihadapi siswa dalam belajar. Petugas pelaksana layanan bimbingan konseling di sekolah seharusnya disesuaikan dengan kepentingan maupun kemungkinan sejauh mana pelayanan itu bisa dilaksanakan dengan baik, dan juga tersedianya fasilitas-fasilitas yang memadai.
Layanan dasar bimbingan konseling untuk orang dewasa sebagaimana dikemukakan Nurihsan adalah:
a.    Memiliki tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
b.    Membantu anak-anak dan pemuda agar berkembang menjadi orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab
c.    Mengembangkan aktifitas dan memanfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya.
d.   Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya yakni suami isteri sebagai seorang pribadi yang utuh.
e.    Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada manusia.
f.     Melaksanakan dan menampilkan unjuk kerja yang cukup baik dalam profesi dan jabatan.
g.    Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang-orang yang beusia lanjut khususnya dalam cara bersikap dan bertindak.
Layanan bimbingan konseling bertujuan membantu para individu mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangannya. Layanan bimbingan konseling ini ditujukan untuk seluruh individu. Dalam kegiatan layanan bimbingan konseling di sekolah, para konselor berkewajiban untuk:
a.    Membantu pengembangan situasi kelas dan sekolah, agar setiap siswa memperoleh pengalaman belajar yang tepat sesuai tujuan yang hendak dicapai.
b.    Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mendapatkan bantuan atau untuk menyampaikan kesukaran-kesukaran pribadinya melalui wawancara atau diskusi. Oleh sebab itu, konselor perlu menyediakan waktu yang memadai dalam memberikan layanan bimbingan pada setiap siswa yang memerlukan bimbingan.
c.    Menciptakan hubungan saling percaya antara konselor dengan siswa dan juga orang tuanya.
4.    Bimbingan Belajar di Sekolah
Banyak teknik atau cara bimbingan yang dapat diberikan kepada siswa, bimbingan mana yang paling efisien dan efektif digunakan, tergantung pada jenis dan kedalaman masalah, kondisi dan karakteristik siswa yang dibantu, kondisi dan kemampuan konselor yang akan membantu, serta situasi sekolah. Secara umum, teknik bimbingan dibedakan menjadi dua, yakni bimbingan yang bersifat kelompok dan yang bersifat individual:
a.    Bimbingan kelompok adalah bantuan yang diberikan kepada individu siswa dalam situasi kelompok, dua atau lebih dari dua orang siswa.
b.    Bimbingan individual adalah bimbingan yang diberikan pada individu siswa yang dilaksanakan secara individual, yakni hanya ada konselor dan satu siswa (klien).
Berdasarkan kedalaman masalahnya, bimbingan dapat dibedakan menjadi:
a.    Bimbingan yang bersifat informatif
Adalah bantuan kepada siswa melalui pemberian informasi, jika kesulitan yang dihadapi siswa disebabkan oleh kurangnya informasi, ketidaktahuan, maka bantuannya cukup dengan diberi informasi.
b.    Bimbingan yang bersifat adjustif
Adalah membantu individu mengatasi kesulitan melalui berbagai bentuk penyesuaian diri dalam kegiatan dan aktifitas kelompok.
c.    Bimbingan yang bersifat terapeutik
Adalah bimbingan untuk membantu individu yang mengalami kesulitan yang mendalam. Yakni melalui proses penyembuhan. Beberapa teknik bantuan terapeutik atau penyembuhan adalah penyuluhan individual atau kelompok psikoterapi, dan lain-lain. Bantuan-bantuan yang bersifat penyembuhan ini sudah tentu tidak dapat diberikan oleh guru-guru biasa, sebab membutuhkan pengetahuan yang mendalam, serta latihan khusus yang intensif. Umumnya bantuan demikian ini dapat diberikan oleh para konselor, psikolog, dan psikiater.
Ada tiga langkah utama dalam membimbing siswa, yaitu langkah diagnosis, prognosis, dan treatment.
a.    Diagnosis, yaitu langkah untuk mengetahui jenis dan tingkat kesulitan belajar siswa. Langkah diagnosis dimulai dengan mengidentifikasi gejala-gejala kesulitan yang diperlihatkan siswa, meneliti latar belakang setiap gejala, memadukan semua data yang ada, kemudian membuat kesimpulan tentang kemungkinan-kemungkinan masalah yang dihadapi siswa.
b.    Prognosis, merupakan langkah untuk memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan untuk membantu siswa mengatasi kesulitannya, memperkirakan berapa lama dan sejauh mana bantuan ini dapat diberikan.
c.    Treatmen atau pelaksanaan bantuan, yaitu berdasarkan skala prioritas yang diberikan pada langkah prognosis, konselor mencoba memberikan bantuan dengan teknik atau cara yang paling efisien dan efektif. Bantuan yang efisien dan efektif adalah bantuan yang diperkirakan dapat memberikan hasil paling tinggi, dengan waktu, biaya, dan peralatan yang paling hemat.
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu mengembangkan ptensi (bakat, minat, dan kemampuan) yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan, sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain.
Konseling adalah usaha yang dilakukan konselor untuk membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
Tugas konselor di sekolah adalah memahami siswa. Seorang konselor harus memenuhi persyaratan tertentu misalnya persyaratan pendidikan formal, kepribadian, dan latihan atau pengalaman khusus.
Secara umum, tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan konseling di sekolah ialah kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif, kesanggupan hidup bersama dengan orang lain, dan keserasian cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingan konseling mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: Fungsi pemahamna individu, fungsi pencegahan dan pengembangan, fungsi membantu memperbaiki penyesuaian diri.
Banyak teknik atau cara bimbingan yang dapat diberikan kepada siswa, bimbingan mana yang paling efisien dan efektif digunakan, tergantung pada jenis dan kedalaman masalah, kondisi dan karakteristik siswa yang dibantu, kondisi dan kemampuan konselor yang akan membantu, serta situasi sekolah.


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Neng Ingin Berbagi. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates