BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan
dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat
kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai
status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi
global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan,
dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini.
Adapun dampak negatif dari globalisasi, terjadinya
keresahan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya
konflik, stress, kecemasan, dan frustasi. Dengan demikian, kita harus sadar
bahwa hidup dan kehidupan kita berhiaskan masalah. Namun, dengan niat yang kuat
serta pemberian bantuan dari konselor dalam lingkup bimbingan konseling maka
akan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu benang merah
bahwa kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling mutlak perlu dan harus ada
pada setiap satuan pendidikan. Sesuai dengan penyempurnaan kurikulum serta
tuntutan era globalisasi dituntut Guru Bimbingan dan Konseling yang
profesional.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari
Bimbingan dan Konseling?
2.
Apa saja persyaratan
seorang konselor sekolah dan tugas-tugasnya?
3.
Apa tujuan dan fungsi dari
Bimbingan Konseling?
4.
Bagaimana bentuk layanan
Bimbingan Konseling di Sekolah?
C.
Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Bimbingan dan Konseling.
2. Untuk mengetahui persyaratan seorang konselor sekolah dan
tugas-tugasnya.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Bimbingan Konseling.
4.
Untuk mengetahui bentuk
layanan Bimbingan Konseling di Sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Bimbingan dan
Konseling
1.
Bimbingan
Istilah bimbingan
digunakan sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris “Guidance” yang
diartikan sebagai usaha mendorong orang lain atau siswa untuk mengembangkan
pandangannya tentang dirinya sendiri, orang lain, dan masyarakat sekitarnya
agar mampu menganalisa masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang
dihadapinya dengan menetapkan sendiri keputusan terbaik dalam menyelesaikan
masalah dan kesukaran yang dihadapinya itu.
Pengertian
bimbingan tersebut mengandung dua arti, yaitu: (1) memberikan informasi.
Artinya, memberikan bimbingan itu sama halnya dengan menyajikan pengetahuan,
informasi, atau nasehat yang dapat membantu seseorang dalam membuat suatu
pilihan atau mengambil suatu keputusan; dan (2) menuntun atau mengarahkan ke
arah suatu tujuan yang spesifik.
Dengan demikian
dapat dimaknai bahwa secara tidak langsung bimbingan bersentuhan dengan
pendidikan. Jadi, bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada
seseorang agar mampu mengembangkan potensi (bakat, minat, dan kemampuan) yang
dimiliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan, sehingga
mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa
bergantung pada orang lain.
Pelaksanaan
bimbingan perlu memperhatikan prinsip berikut ini:
a.
Bimbingan adalah suatu
proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya.
b.
Bertitik tolak (berfokus)
pada individu yang dibimbing.
c.
Pemahaman keragaman dan
kemampuan individu yang dibimbing dangat diperlukan dalam pelaksanaan
bimbingan.
d.
Masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh tim pembimbing hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga
yang berwenang memecahkannya.
e.
Bimbingan harus luwes dan
fleksibel sesuai kebutuhan individu atau masyarakat yang akan dibimbing
f.
Program bimbingan harus
sesuai dengan program sekolah dimana bimbingan itu berlangsung
g.
Pengelola dan penanggung
jawab bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian di bidang bimbingan
dan penyuluhan.
h.
Melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan bimbingan untuk mengetahui kegagalan dan keberhasilan sehingga
dapat ditindak lanjuti dalam penyelesaian masalah yang diperlukan.
Obyek-obyek
bimbingan dan penyuluhan di sekolah secara umum meliputi:
a.
Perkembangan pribadi dan
penyesuaian diri pada pemahaman diri sendiri.
b.
Kemajuan dalam pendidikan
dan penyesuaian, meliputi:
-
Pemilihan terhadap bidang
studi dan jurusan yang sesuai dengan kebutuhan, minat, kemampuan pribadi, dan
kondisinya.
-
Pemilihan terhadap berbagai
jenis pendidikan lanjutan yang sesuai.
c.
Perkembangan yang berkaitan
dengan pekerjaan dan jabatan.
-
Informasi mengenai berbagai
kemungkinan pekerjaan, jabatan, atau karir.
-
Pengetahuan mengenai
lapangan kerja, untuk mengarahkan bakat-bakat dan minatnya.
d.
Follow-up setelah
meninggalkan sekolah.
-
Penelitian yanga ada
kaitannya dengan kebutuhan murid efektivitas dari kurikulum sekolah lanjutan.
-
Evaluasi dari program
bimbingan dan penyuluhan.
2.
Konseling
Konseling merupakan
salah satu teknik atau layanan dalam bimbingan, tetapi merupakan teknik inti
atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan
yang mendasar, yaitu mengubah sikap. Yang mana sikap tersebut mendasari
perbuatan, pemikiran, pandangan, perasaan, dan lain-lain.
Konseling adalah
usaha yang dilakukan konselor untuk membantu konseli/klien secara tatap muka
dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah
yang dihadapi oleh konseli/klien.
Konselor adalah
seseorang yang berkewajiban membantu seeorang (klien) yang megalami kesulitan,
baik yang berkenaan dengan proses belajar yang dialaminya maupun
kesulitan-kesulitan pribadi yang berpengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
Tugas konselor di
sekolah adalah memahami siswa. Konselor perlu memberikan cara-cara yang perlu
diterapkan dalam upaya membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa
antara lain adalah:
a.
Menerangkan kepada siswa
tentang tujuan belajar serta hubungannya dengan kehidupan siswa kelak.
b.
Mengusahakan adanya
lingkungan yang kondusif untuk belajar baik yang berada di dalam maupun di luar
kelas.
c.
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif selama mengikuti program
belajar.
d.
Memberikan umpan baik
kepada siswa tentang kemajuan belajaranya serta kesalahan-kesalahan yang telah
ia lakukan, yang merupakan penguat bagi para siswa.
e.
Memberikan tugas-tugas yang
merupakan tantangan bagi siswa sesuai dengan kemampuannya.
f.
Meminta siswa untuk membuat
catatan tentang hasil belajarnya. Yang dapat membangkitkan dan meningkatkan
motivasi belajar.
Dilihat dari karakteristiknya,
maka konselor profesional itu memiliki empat unsur:
a.
Kualitas pribadi konselor
b.
Keterampilan-keterampilan
antar pribadi yang dimiliki konselor
c.
Keterampilan-keterampilan
membedakan dan konseptualitas yang dimiliki konselor.
d.
Keteram[pilan-keterampilan
intervensi yang dimiliki konselor.
Kualitas-kualitas
pribadi konselor yang memberikan kontribusi terhadap konseling profesional,
yaitu:
a.
Niat baik untuk
mensejahterakan orang lain
b.
Mampu hadir untuk orang
lain
c.
Memahami dan menerima
kemampuan pribadi seseorang
d.
Mau dikritik dan mau
mengambil resiko dari kesalahn, kemudia memperbaikinya
e.
Menghormati dan
mengapresiasi diri
f.
Mau memberikan model untuk
klien
g.
Berorientasi pada
pertumbuhan
h.
Mengetahui bahwa seseorang
itu menghendaki gaya konseling yang sesuai dengan kepribadian orang tersebut.
B.
Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
Belkin mengemukakan
terdapat 6 prinsip untuk menegakkan bimbingan konseling: (1) konselor harus
memulai kariernya sejak awal dan memiliki kesiapan untuk melakukan program
konseling; (2) konselor selalu mempertahankan sikap profesional tanpa
mengganggu keharmonisan antar konselor dengan personal sekolah lainnya; (3)
konselor bertanggung jawab untuk memahami perannya sebagai konselor dan
mengaplikasikannya dalam kegiatan nyata; (4) konselor bertanggungjawab terhadap
kondisi siswa/klien; (5) konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi
untuk membantu peserta didik yang mengalami masalah; (6) konselor harus bisa
bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah dan seluruh tenaga pendidik.
1.
Tugas-tugas Konselor
Sekolah
Konseling merupakan
suatu proses pertemuan langsung antara konselor dengan konseli (klien) yang
bermasalah, dimana pembimbing (konselor) membantu klien dalam memecahkan
masalahnya dan mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku.
Tugas konselor
adalah mengusahakan perubahan sikap yang dimanifestasikan dalam tingkah laku
tertentu didasari oleh sikap tertentu pula. Perubahan tingkah laku tanpa
perubahan sikap yang mendasarinya mungkin akan bersifat sementara saja, jika
ada tekanan dari luar atau karena sesuatu, maka perubahan itu lebih bersifat
permanen, sebab perubahan sikap terjadi atas penemuan dan pemahamannya sendiri.
Seorang konselor
sekolah harus bertanggung jawab atas kesalahan, kesejahteraan, pendidikan, dan
kebutuhan sosial anak, dan ikut dalam kegiatan sekolah secara menyeluruh,
khususnya mendampingi kepala sekolah dalam menentukan berbagai kebijakan
pendidikan. Konselor sekolah juga bertugas mengadakan pertemuan dengan guru
pembimbing atau petugas lainnya dalam hubungan dengan pelaksanaan layanan
bimbingan di sekolah.
Secara umum
konselor sekolah mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:
a.
Bertanggung jawab terhadap
keseluruhan pelaksanaan konseling di sekolah.
b.
Mengumpulkan dan menyusun
data, mengolah data yang kemudian dapat dipergunakan oleh semua petugas
bimbingan di sekolah.
c.
Memilih dan menggunakan
berbagai instrumen tes psikologi untuk memperoleh berbagai informasi mengenai
bakat, minat, kepribadian, dan intelegensi siswa.
d.
Melaksanakan bimbingan
kelompok maupun bimbingan individual.
e.
Membantu petugas bimbingan
untuk mengumpulkan, menyusun, dan mempergunakan informasi tentang berbagai
permasalahan pendidikan, pekerjaan, jabatan, dan karier.
f.
Melayani orang tua/wali
murid yang ingin mengadakan konsultasi tentang anak-anaknya.
2.
Persyaratan Konselor
Sekolah
Pekerjaan seorang
konselor (penyuluh) sekolah bukanlah pekerjaan yang ringan, tetapi pekerjaan
yang membutuhkan keahlian, setiap individu yang dihadapi satu dengan yang
lainnya memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda. Pada situasi
tertentu, seorang penyuluh terkadang harus berperan sebagai seorang teman, dan
pada situasi berikutnya berperan sebagai pendengar yang baik, atau bahkan
sebagai pembangkit semangat, atau peranan-peranan lain yang dituntut oleh klien
dalam proses penyuluhan.
Oleh karena itu
seorang konselor harus memenuhi persyaratan tertentu misalnya persyaratan
pendidikan formal, kepribadian, dan latihan atau pengalaman khusus. Diantara
sikap yang harus dimiliki oleh seorang konselor adalah:
a.
Penerimaan (acceptance),
penerimaan itu mengandung:
-
Kesediaan untuk menerima
adanya perbedaan-perbedaan antar individu dalam beerbagai macam bentuk dan
segi.
-
Suatu realita bahwa
pengalaman-pengalaman yang berlangsung dari setiap orang merupakan pola yang
kompleks/majemuk dari pikiran, perasaan, dan usaha-usahanya.
b.
Penuh pemahaman (understanding),
artinya dapat menangkap dengan jelas maksud dan arti yang ditampilkan oleh
klien.
c.
Kesungguhan (sincerity),
artinya keserasian antara apa yang dikatakan oleh konselor dengan apa yang ia
kerjakan, dan siapa ia sebenarnya. konselor mampu menampilkan jati dirinya yang
sesungguhnya.
d.
Kemampuan berkomunikasi (communication),
yaitu mengkomunikasikan pemahamannya tentang bagaimana klien berusaha untuk
mengekspresikan diri dan melakukannya dengan hangat dan sungguh-sungguh,
komunikasi dibangun sesuai karakteristik dan kebutuhan klien. Komunikasi yang
dilakukan hendaknya menurut standar-standar etika.
C.
Tujuan dan Fungsi
Bimbingan Konseling
1.
Tujuan Bimbingan
Konseling
Secara umum, tujuan
yang ingin dicapai dalam bimbingan konseling di sekolah ialah kebahagiaan hidup
pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif, kesanggupan hidup bersama dengan
orang lain, dan keserasian cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya.
Secara rinci,
tujuan program bimbingan konseling di sekolah adalah:
a.
Membantu para siswa untuk
lebih mengenal sekolahnya, kesempatan-kesempatan pendidikan yang berguna
baginya, tuntutan sekolah beserta tanggung jawab yang harus dipikulnya.
b.
Membantu siswa untuk
menyadari betapa pentingnya pemikiran dan perencanaan kariernya di masa depan,
serta mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk membuat rencana karier yang
didasarkna atas kemampuan dirinya sendiri.
c.
Membantu siswa untuk
memiliki pengertian tentang berbagai kekuatan yang menyebabkan terjadinya
berbagai perubahan dalam dunia pendidikan, pekerjaan, jabatan/karier, dan
industri serta pengaruhnya terhadap masa depan.
d.
Membantu memberikan
semangat kepada siswa untuk memilih dan menentukan lapangan studi serta
pekerjaannya di masa depan.
e.
Mendiskusikan dengan orang
tua siswa mengenai kariernya di masa depan, agar ia dapat memperoleh suatu
kepastian dalam memilih program studi yang sesuai dengan potensi, bakat, dan
minatnya.
f.
Membantu siswa dalam
mengukur dan memahami potensi, bakat, dan minatnya, serta berbagai kelemahan
yang dimilikinya. Sehingga ia dapat menggunakan kesempatan yang ada dan
merencanakan secara bijaksana untuk masa depannya.
g.
Membantu siswa untuk lebih
mengenal lingkungan sekitarnya, terutama lapangan kerja, jabatan/karier, dan
serta lapangan pendidikan.
h.
Menunjukkan kepada siswa
aspek kerja sama dalam masyarakat. Misalnya bagaimana para pekerja dalam suatu
industri.
i.
Membantu siswa mengenai
berbagai kasus atau latihan tertentu berdasarkan kekuatan dan kelemahan siswa.
j.
Membantu siswa untuk
memilih salah satu atau sebagian dari keseluruhan rencana karier yang
ditetapkannya, yang selaras dengan potensi, bakat, dan minatnya.
k.
Membantu siswa untuk lebih
memahami arti dan cara belajar serta kebiasaan bekerja yang efektif dan efisien.
l.
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengadakan realisasi tentang penggunaan waktu luangnya
secara bijaksana.
m. Menunjukkan kepada siswa bagaiman suatu rencana karier yang
telah disusun dengan baik, kadang-kadang gagal dan tidak memberikan hasil yang diinginkan.
n.
Membantu siswa untuk
memperoleh pengertian yang lebih baik tentang kualitas perbedaan individual.
o.
Berusaha menemukan
kebutuhan-kebutuhan siswa.
p.
Membantu orang tua/wali
siswa, guru bidang studi dan staf sekolah lainnya untuk lebih memahami tentang
berbagai kebutuhan anak.
q.
Memberikan informasi kepada
semua pihak demi tercapainya tujuan bimbingan konseling secara maksimal, serta
memberikan kesadaran mengenai berbagai permasalahan tentang bimbingan.
2.
Fungsi Bimbingan
Konseling
Bimbingan konseling
mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
a.
Fungsi pemahamna individu,
yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu untuk menemukan penyesuaian diri
dan perkembangannya secara optimal.
b.
Fungsi pencegahan dan
pengembangan, merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi
dan kekuatan yang dimiliki individu.
c.
Fungsi membantu memperbaiki
penyesuaian diri, merupakan fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih
dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
Sedangkan Wingkel
dan Hastuti mengatakan fungsi pokok layanan bimbingan dan konseling di sekolah
ialah:
a.
Penyaluran, yaitu membantu
peserta didik mendapatkan program studi yang sesuai dengannya berdasarkan
kurikulum pengajaran yang disediakan di sekolah.
b.
Penyesuaian, yaitu membantu
peserta didik menemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai
keadaan dan situasi yang dihadapi.
c.
Pengadaptasian, yaitu
sebagai narasumber bagi tenaga pendidik yang lain di sekolah. Khususnya
pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal mengarahkan rangkaian kegiatan
pendidikan dan pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Fungsi bimbingan
konseling di atas masih harus disesuaikan dengan fungsi pengajaran, karena
fungsi bimbingan dan fungsi pengajaran keduanya mengarah pada tujuan yang sama,
yaitu perkembangan optimal peserta didik dalam belajar. Oleh sebab itu, dalam
melaksanakan fungsi ini konselor perlu bekerjasama dengan tenaga pendidik
lainnya di dalam maupun di luar sekolah.
3.
Layanan Bimbingan
Konseling
Bimbingan konseling
di sekolah secara kongkrit berhadapan langsung dengan siswa yang memerlukan
bantuan atau pertolongan dalam memecahkan berbagai masalah dan kesukaran yang
dihadapi siswa dalam belajar. Petugas pelaksana layanan bimbingan konseling di
sekolah seharusnya disesuaikan dengan kepentingan maupun kemungkinan sejauh
mana pelayanan itu bisa dilaksanakan dengan baik, dan juga tersedianya
fasilitas-fasilitas yang memadai.
Layanan dasar
bimbingan konseling untuk orang dewasa sebagaimana dikemukakan Nurihsan adalah:
a.
Memiliki tanggung jawab
sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
b.
Membantu anak-anak dan
pemuda agar berkembang menjadi orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab
c.
Mengembangkan aktifitas dan
memanfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya.
d.
Menghubungkan diri
sedemikian rupa dengan pasangannya yakni suami isteri sebagai seorang pribadi
yang utuh.
e.
Menerima dan menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada manusia.
f.
Melaksanakan dan
menampilkan unjuk kerja yang cukup baik dalam profesi dan jabatan.
g.
Menyesuaikan diri dengan
kehidupan orang-orang yang beusia lanjut khususnya dalam cara bersikap dan
bertindak.
Layanan bimbingan
konseling bertujuan membantu para individu mengembangkan perilaku efektif dan
keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas
perkembangannya. Layanan bimbingan konseling ini ditujukan untuk seluruh
individu. Dalam kegiatan layanan bimbingan konseling di sekolah, para konselor
berkewajiban untuk:
a.
Membantu pengembangan
situasi kelas dan sekolah, agar setiap siswa memperoleh pengalaman belajar yang
tepat sesuai tujuan yang hendak dicapai.
b.
Memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada siswa untuk mendapatkan bantuan atau untuk menyampaikan
kesukaran-kesukaran pribadinya melalui wawancara atau diskusi. Oleh sebab itu,
konselor perlu menyediakan waktu yang memadai dalam memberikan layanan
bimbingan pada setiap siswa yang memerlukan bimbingan.
c.
Menciptakan hubungan saling
percaya antara konselor dengan siswa dan juga orang tuanya.
4.
Bimbingan Belajar di
Sekolah
Banyak teknik atau
cara bimbingan yang dapat diberikan kepada siswa, bimbingan mana yang paling
efisien dan efektif digunakan, tergantung pada jenis dan kedalaman masalah,
kondisi dan karakteristik siswa yang dibantu, kondisi dan kemampuan konselor
yang akan membantu, serta situasi sekolah. Secara umum, teknik bimbingan
dibedakan menjadi dua, yakni bimbingan yang bersifat kelompok dan yang bersifat
individual:
a.
Bimbingan kelompok adalah
bantuan yang diberikan kepada individu siswa dalam situasi kelompok, dua atau
lebih dari dua orang siswa.
b.
Bimbingan individual adalah
bimbingan yang diberikan pada individu siswa yang dilaksanakan secara
individual, yakni hanya ada konselor dan satu siswa (klien).
Berdasarkan
kedalaman masalahnya, bimbingan dapat dibedakan menjadi:
a.
Bimbingan yang bersifat
informatif
Adalah bantuan
kepada siswa melalui pemberian informasi, jika kesulitan yang dihadapi siswa
disebabkan oleh kurangnya informasi, ketidaktahuan, maka bantuannya cukup
dengan diberi informasi.
b.
Bimbingan yang bersifat
adjustif
Adalah membantu
individu mengatasi kesulitan melalui berbagai bentuk penyesuaian diri dalam
kegiatan dan aktifitas kelompok.
c.
Bimbingan yang bersifat
terapeutik
Adalah bimbingan
untuk membantu individu yang mengalami kesulitan yang mendalam. Yakni melalui
proses penyembuhan. Beberapa teknik bantuan terapeutik atau penyembuhan adalah
penyuluhan individual atau kelompok psikoterapi, dan lain-lain. Bantuan-bantuan
yang bersifat penyembuhan ini sudah tentu tidak dapat diberikan oleh guru-guru
biasa, sebab membutuhkan pengetahuan yang mendalam, serta latihan khusus yang
intensif. Umumnya bantuan demikian ini dapat diberikan oleh para konselor,
psikolog, dan psikiater.
Ada tiga langkah
utama dalam membimbing siswa, yaitu langkah diagnosis, prognosis, dan
treatment.
a.
Diagnosis, yaitu langkah
untuk mengetahui jenis dan tingkat kesulitan belajar siswa. Langkah diagnosis
dimulai dengan mengidentifikasi gejala-gejala kesulitan yang diperlihatkan
siswa, meneliti latar belakang setiap gejala, memadukan semua data yang ada,
kemudian membuat kesimpulan tentang kemungkinan-kemungkinan masalah yang
dihadapi siswa.
b.
Prognosis, merupakan
langkah untuk memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan untuk membantu
siswa mengatasi kesulitannya, memperkirakan berapa lama dan sejauh mana bantuan
ini dapat diberikan.
c.
Treatmen atau pelaksanaan
bantuan, yaitu berdasarkan skala prioritas yang diberikan pada langkah
prognosis, konselor mencoba memberikan bantuan dengan teknik atau cara yang
paling efisien dan efektif. Bantuan yang efisien dan efektif adalah bantuan
yang diperkirakan dapat memberikan hasil paling tinggi, dengan waktu, biaya,
dan peralatan yang paling hemat.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar
mampu mengembangkan ptensi (bakat, minat, dan kemampuan) yang dimiliki,
mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan, sehingga mereka dapat
menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung
pada orang lain.
Konseling adalah usaha yang dilakukan konselor untuk membantu
konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil
tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan
kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
Tugas konselor di sekolah adalah memahami siswa. Seorang konselor harus
memenuhi persyaratan tertentu misalnya persyaratan pendidikan formal,
kepribadian, dan latihan atau pengalaman khusus.
Secara umum, tujuan yang
ingin dicapai dalam bimbingan konseling di sekolah ialah kebahagiaan hidup
pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif, kesanggupan hidup bersama dengan
orang lain, dan keserasian cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingan
konseling mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: Fungsi pemahamna individu,
fungsi pencegahan dan pengembangan, fungsi membantu memperbaiki penyesuaian
diri.
Banyak teknik atau cara
bimbingan yang dapat diberikan kepada siswa, bimbingan mana yang paling efisien
dan efektif digunakan, tergantung pada jenis dan kedalaman masalah, kondisi dan
karakteristik siswa yang dibantu, kondisi dan kemampuan konselor yang akan
membantu, serta situasi sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar